Bagi wanita, memiliki tambahan tata rias yang unik pada wajahnya terutama bagian dahi. – Warna-warna khas pakaian adat Jawa Tengah seperti Hitam, Hijau, Hitam berpadu dengan emas, dan berbagai warna cerah lainnya. 3. Judul lagu-lagu daerah di Indonesia. - Aceh: Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit, Tawar Sadenge, Aceh Lon Sayang Tari Kipas Pakarena – Setiap daerah di nusantara pastinya mempunyai adat budaya masing-masing, termasuk Daerah Gowa. Masyarakat Gowa memiliki tari tradisional kebanggaan mereka yakni tari kipas pakarena. Sesuai dengan namanya, keunikan dari tari ini yakni menggunakan kipas sebagai atributnya. Tarian yang dibawakan oleh penari perempuan berjumlah 5 orang ini memiliki makna yang mendalam, yakni menggambarkan siklus kehidupan manusia. Selain itu, tarian ini juga menggambarkan ekspresi perempuan Gowa, yaitu santun, lemah lembut, dan santun. Jika ingin tahu lebih banyak mengenai tari kipas ini, simak ulasannya berikut ini Asal Tari Kipas Pakarena Umumnya tari yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan ini ditampilkan ketika upacara adat, dan juga sebagai hiburan dan sarana kesenian. Kata pakarena sendiri asalnya dari kata karena yang artinya main. Sebelum diberi nama pakarena, tarian ini mulanya bernama sere jaga. Di jaman dahulu, tarian ini ditampilkan ketika adanya gelaran upacara ritual panen dan menanam padi. Penari akan memegang atribut tarian, yaitu seikat padi. Seiring perkembangan jaman, kini penari tidak lagi memegang padi, melainkan kipas sebagai gantinya. Baca Juga Tari Kipas Serumpun Sejarah Tari Kipas Pakarena Kerajaan Gowa dinilai yang mewariskan tari tradisional ini. Di masa dahulu, kerajaan tersebut berada pada masa kejayaan serta berhasil menguasai wilayah Sulawesi bagian selatan hingga bertahun-tahun. Tarian ini diambil dari kisah perpisahan antara penghuni bumi penghuni limo dengan negeri khayangan botong langit. Sebelum perpisahan terjadi, botong langit memberikan ilmunya pada seluruh penghuni limo tentang bagaimana cara hidup di bumi dengan baik. Caranya yakni mulai dari bercocok tanam, beternak, hingga berburu. Mereka mengajarkan pada penghuni limo mengenai hal tersebut dengan gerakan kaki dan tangan. Gerakan tersebut kemudian dijadikan sebuah ritual oleh penghuni limo. Ritual tersebut dilakukan sebagai symbol tanda syukur atas ajaran botong langit. Properti Tari Kipas Pakarena Setelah mengetahui tentang sejarahnya, kini ketahui apa saja atribut yang dibutuhkan penari dalam menari kipas ini. Adapun property yang dibutuhkan untuk menari tarian tradisional ini adalah baju bodo, sarung, kipas, dan selendang. Jika ingin tahu bagaimana penjelasan lengkap tiap atributnya, berikut ini adalah ulasannya 1. Baju Bodo Busana penari tari kipas ini menggunakan baju bodo, yakni baju tradisional masyarakat Bugis, Makasaar. Pada pakaian ini memiliki warna yang berbeda-beda tergantung stratifikasi sosialnya. Jika dulu baju bodo terbuat dari kain sutra, kini hanya dibuat dari kain kasa transparan. 2. Sarung Untuk bagian bawah, para penari kipas menggunakan sarung atau top. Pada mulanya, sarung yang digunakan para penari tidak memiliki motif sama sekali atau polos. Namun kini, sarung yang dikenakan penari menggunakan sarung bermotif agar lebih menarik dan terlihat meriah. 3. Kipas Sesuai dengan namanya, ini adalah atribut utama dalam tarian ini. Kipas yang digunakan pada tarian ini tidak memiliki kriteria tertentu dan warnanya pun bebas. Artibut ini wajib dibawa dan dimiankan oleh penari dan biasanya mereka memegangnya menggunakan tangan kanan. 4. Selendang Penari meletakkan selendang di sebelah kiri pundak mereka. Selendang ini tidak hanya dijadikan property saja tetapi juga untuk dimainkan ketika menari. Sama seperti kipas, para penari bebas ingin menggunakan warna selendang apapun. Namun, biasanya pemilihan warna akan disesuaikan dengan warna baju bodo yang dikenakan. Baca Juga Tari Klana Topeng Pola Lantai Tari Kipas Pakarena Di bagian awal, tarian ini menggunakan pola lantai garis lengkung. Bentuk lengkungannya yakni melengkung ke depan, kemudian ke samping, ke belakang, lalu membentuk lingkaran. Di bagian pertengahan, penari akan membentuk pola lantai horizontal, yakni barisan lurus dari kanan ke kiri. Jadi, untuk tari kipas ini ada 3 pola lantai yang dibentuk, yakni lingkaran, garis lengkung, dan horizontal. Baca Juga Tari Klasik Gerakan Tari Kipas Pakarena Tari ini dibawakan dengan lembut karena menggambarkan kelembutan, yakni diambil dari sifat dari perempuan Makassar. Selain itu, gerakan tari ini juga bermakna kesopanan, kesetiaan, kepatuhan, dan hormat dari perempuan Makassar kepada suaminya. Lalu, bagaimana gerakan tari tradisional asal Gowa ini? Berikut ini adalah uraiannya 1. Gerakan Tangan Pada tari ini, gerakan tangan yang dilakukan penari yakni dengan mengayunkan tangan ke kiri dan ke kiri. Kemudian, setelah itu mengayunkan tangan ke arah depan. Namun, penari hanya mengayunkan tangannya sebatas bahu saja dengan cara yang lembut. Tiap gerakan penari harus seiring dengan tempo tarian yang lambat. 2. Gerakan Kaki Posisi penari adalah duduk pada awal dan akhir tarian. Setelah itu, ada gerakan memutar yang memiliki makna bagaimana siklus kehidupan manusia. Selanjunya, penari melakukan gerakan naik turun yang bermakna jika kehidupan manusia yang berjalan tidak selamanya di atas, namun ada kalanya di bawah bak sebuah roda. Kemudian, penari tidak boleh mengangkat kaki terlalu tinggi. Keunikan Tari Kipas Pakarena Setiap tari tradisional memiliki keunikan tersendiri, tidak terekcuali tari kipas yang satu ini. Keunikan ini lah yang menjadikan tari kipas ini berbeda dari tari tradisional lainnya. Berikut ini adalah beberapa keunikan dari tari tradisional asal Gowa ini Gerakannya sangat estetik karena penari menggunakan atribut kipas sehingga menarik untuk ditonton. Atribut tarian berupa kipas juga menjadikan mengapa tarian ini begitu unik. Gerakan tangan dan kaki penari sangat lembut karena merempresentasikan perempuan asal Makassar yang lemah lembut. Tarian ini diiringi dengan alat musik yang bernama gondrong rinci. Itu adalah alat musik perpaduan alunan antara alat musik gendrang dan alat musik seruling. Tiap gerakan mengandung makna tersendiri, yang menggambarkan tentang siklus kehidupan manusia. Fungsi Tari Kipas Pakarena Dalam setiap pertunjukannya, tari pakarena juga memiliki fungsi tersendiri. Misalnya, yakni mulai dari sebagai sarana hiburan, hingga sebagai wujud syukur. Jika ingin tahu penjelasan lebih lengkap tentang fungsi tari kipas ini, di bawah ini adalah ulasannya 1. Sebagai Tari Pengiring Raja Pada masa dahulu, tari tradisional ini berfungsi sebagai tarian pengiring rada Gowa. Hingga saat ini, tarian ini masih memiliki fungsi yang sama. Meskipun kerajaan Gowa sudah tidak ada lagi, tarian ini kerap dipentaskan untuk mengiring para pemimpin wilayah Gowa. 2. Untuk Sarana Dakwah Selain sebagai tarian pengiring raja, tarian ini juga dijadikan sarana dakwah. Melalui gerakan-gerakannya, tarian ini memberikan pelajaran soal siklus kehidupan manusia serta ritme kehidupan. 3. Sebagai Tari Ritual Seperti yang sudah disinggung sebelumnya jika tarian ini berkaitan dengan kisah antara khayangan dengan penghuni bumi. Hal ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap khayangan langit dan bumi. Pada jaman dahulu, tarian ini ditampilkan ditengah ritual penanaman padi dan panen. 4. Untuk Sarana Hiburan Fungsi tarian ini yakni sebagai media hiburan, baik untuk masyarakat Gowa, maupun wisatawan yang berkunjung ke Gowa. Hingga kini tarian ini masih kerap ditampilkan, baik untuk upacara penyambutan tokoh penting maupun upacara tradisi tertentu. Penutup Tari Kipas Pakarena Itulah ulasan yang menarik tentang tari kipas pakarena. Keindahan gerakan tari yang selaras tiap penarinya dan bagaimana mereka mengayunkan kipas, menjadikan tarian ini masih eksis hingga kini. Meskipun pada perjalannya tarian ini mengalami perkembangan, namun ciri utamanya tetap tidak tergantikan. Tari Kipas Pakarena
TariKreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan

Skip to content Home Seni 1.bagaimanakah tata rias dan busana pada tari kipas Pakarena? 2.bagaimanakah pola lantai dari setiap gerak tari kipas Pakarena? 3.identifikasi lah properti apa saja yang di gunakan pada tari kipas Pakarena! SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 1.bagaimanakah tata rias dan busana pada tari kipas Pakarena?2.bagaimanakah pola lantai dari setiap gerak tari kipas Pakarena? 3.identifikasi lah properti apa saja yang di gunakan pada tari kipas Pakarena! INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan AmFaishal jawaban –tari piring asal Minangkabau, sumatera barat properti piring, kostum dan alat musik tradisional. –tari payung asal Minangkabau,sumatera barat properti payung, kostum dan alat musik tradisional. –tari serimpi asal Yogyakarta propertikeris, tombak, kostum,pistol dan alat musik tradisional. –tari janger asalBali properti kipas,ompak ompak, kostum dan alat musik tradisional. semoga membantu ya maaf kalo salah Jawaban yang benar diberikan juanda1241 jawaban tari piring berasal dari Solok ,properti tari piring adalahmangkok dan piring,tari payung darisumatra barat properti tari payung adalah payung dan selendang,tari serimpi berasal dari Yogyakarta properti tari serimpi adalahselendang jarik bermotif,kain,parang,sabut apek,tari jengger berasal dariBali properti tari jengger adalahgelungan jengger ,bodong gelang kanan,ompak ompak Penjelasan saya harap jawaban ini bisa membantu Jawaban yang benar diberikan kalimantancr4ft tari gambyon sendiri memiliki properti khas yg utama adalah sekemdang,selain itu properti yanglain tari gambyon selerti jarik,mekak,sabuk,gelang,dan kalung semoga membantu*** Jawaban yang benar diberikan AllysiaAprianni8691 Baju,selendang,aksesoris,,mungkin Jawaban yang benar diberikan dianfenny Sepatu baju kain khas daerah yang mau di bawakan ilustrasi tema yang akan di gunakan dalam tari tersebut Jawaban yang benar diberikan safiq96 jawaban Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 dua kepala drum gandrang dan sepasang instrument alat semacam suling puik-puik[1]. Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu alm di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu “Tari Pakarena Gantarang”. Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh empat orang penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata[2]. Tidak ada data yang menyebutkan sejak kapan tarian ini ada dan siapa yang menciptakan Tari Pakarena Gantarang ini namun masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena Gantarang berkaitan dengan kemunculan Tumanurung. Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk memberikan petunjuk kepada manusia di bumi. Petunjuk yang diberikan tersebut berupa symbol – simbol berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena Gantarang. Hal ini hampir senada dengan apa yang dituturkan oleh salah seorang pemain Tari Pakarena Makassar Munasih Nadjamuddin. Wanita yang sering disama Mama Muna ini mengatakan bahwa Tari Pakarena berawal dari kisah perpisahan penghuni botting langi Negeri Kayangan dengan penghuni lino bumi zaman dahulu. Sebelum berpisah, botting langi mengajarkan kepada penghuni lino mengenai tata cara hidup, bercocok tanam hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual ketika penduduk di bumi menyampaikan rasa syukur pada penghuni langit. Tak mengherankan jika gerakan dari tarian ini sangat artistik dan sarat makna, halus bahkan sangat sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Tarian ini terbagi dalam 12 bagian. Setiap gerakan memiliki makna khusus. Posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia. Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan. Aturan mainnya, seorang penari Pakarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar. Demikian pula dengan gerakan kaki, tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Hal ini berlaku sepanjang tarian berlangsung yang memakan waktu sekitar dua jam. Tari Pakarena Gantarang diiringi alat music berupa gendang, kannong-kannong, gong, kancing dan pui-pui. Sedangkan kostum dari penarinya adalah, baju pahang tenunan tangan, lipa’ sa’be sarung sutra khas Sulawesi Selatan, dan perhiasan-perhiasan khas Kabupaten Selayar. Tahun 2007, Tari Pakarena Gantarang mewakili Sulawesi Selatan dan Indonesia pada Acara Jembatan Budaya 2007 Indonesia–Malaysia di Kuala Lumpur Convention Centre KLCC.

TariKipas Pakarena merupakan kesenian tari yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Dalam bahasa setempat, “pakarena” berasal dari kata “karena” yang memiliki arti “main”. Tarian ini sudah menjadi tradisi di
- Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Tari Kipas Pakarena adalah tarian yang dimainkan oleh penari wanita dengan membawa kipas. Tarian tersebut sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata di wilayah SUlawesi dari buku Ensiklopedia Tari-Tarian Nusantara 2014 karya Rizky Utami, nama Pakarena berasal dari bahasa Makasar "karena" yang artinya main dan "pa" yang artinya pelaku. Tarian tradisional Kipas Pakarena sudah menjadi kekuatan tradisi bagi masyarakat Gowa yang berabad-abad lamanya. Tarian tersebut sebagai upaya untuk melestarikan budaya kekuatan kerajaan dan masyarakat Gowa yang juga Tari Zapin, Tarian Khas Riau Tari Kipas Pakarena sempat menjadi tarian resmi istana pada masa Raja Gowa ke-16. Di mana tarian tersebut sudah turun temurun dan terus ditarikan hingga sekarang. Dulu tari tersebut hanya ditarikan di dalam istana kerajaan Gowa oleh putri-putri bangsawan. Di mana menjadi pelengkap dan wajib ditunjukkan pada saat upacara adat atau pesta-pesta kerajaan. Mitos tari Kipas Pakarena Tari Kipas Pakarena menggambarkan tentang perpisahan boting langi khayangan dengan lino bumi. Konon, sebelum berpisah, penghuni boting langi mengajarkan para penghuni lino mengenai cara bercocok tanam, beternak, serta berburu.
TariKipas atau biasa disebut dengan Tari Kipas Pakarena adalah tari tradisional dari Gowa, Sulawesi Selatan. Kata pakarena diambil dari kata karena yang memili Tari Kipas: Tari tradisional dari Gowa, Sulawesi Selatan yang tetap lestari hingga saat ini memiliki berbagai cerita mitos dibaliknya. Tata rias yang digunakan menyesuaikan busana
Tari Kipas Pakarena – Masing-masing daerah di Indonesia ini tentunya mempunyai adat istiadat yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Adat istiadat disini berupa pakaian, bahasa, rumah, alat musik, dan juga kesenian memang terkenal menjadi negara yang kaya akan hasil alam dan juga banyaknya kebudayaan yang dimiliki setiap daerah. Contohnya saja seperti daerah Gowa, Sulawesi Selatan yang memiliki kesenian tari tradisional sangat terkenal berupa tari kipas tradisional asal Gowa ini menjadi kebanggaan tersendiri, sebab mempunyai konsep unik, seperti asal epitimologi namanya. Menurut bahasa masyarakat setempat, pakarena memiliki arti ini umumnya akan dibawakan oleh penari wanita dengan menggunakan pakaian adat khas Gowa, Sulawesi Selatan. Gerakannya pun begitu unik dengan gaya khas memakai kipas sebagai properti artikel kali ini, saya akan memberikan penjelasan secara lengkap dan menarik tentang tarian kipas pakarena ini. Seperti apa sih penjelasannya? Okelah tidak usah berlama-lama langsung saja simak penjelasan dibawah Dan Asal Usul Nama Tari Kipas PakarenaBerdasarkan catatan sejarahnya, tari kipas ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Gowa. Kerajaan ini pada zaman dahulu pernah berada di puncak kekayaannya dan menguasai wilayah Sulawesi bagian selatan selama yang ada ketika masa ini lalu berpengaruh terhadap kebudayaan masyarakat Gowa dan sekitarnya. Oleh karena itu, terciptalah tarian kipas pakarena ini yang menjadi kesenian tari kebanggaan Sumatera Kerajaan Gowa sudah runtuh, namun tarian ini tetap dilestarikan oleh masyarakatnya hingga sekarang nama tarian kipas pakarena ini berasal dari kata “karena” yang dalam bahasa setempat artinya bermain. Dulunya tarian ini sering disebut juga sebagai tari sare sare jaga sendiri adalag upacara ritual warga sebelum ataupun sesudah masa tanam padi. Pada saat itu, properti yang dipakai berupa seikat padi sebagai penggambaran dewi sare jaga sering ditampilkan semalam suntuk dalam berbagai acara adat, misalnya ammatama jane, ammata-mata benteng dan lain-lain. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, ada berbagai perubahan penyajian dan properti yang dipakai, seperti seikat padi kemudian diganti dengan Tari KipasSama halnya dengan tarian tradisional pada umumnya, tari kipas pakarena ini mempunyai fungsi tertentu. Pertunjukan tarian ini mempunyai beberapa fungsi antara lainTari RitualBerdasarkan catatan sejarahnya, tari ini memiliki keterkaitan dengan cerita bumi dan langit atau kayangan. Tarian pakarena sendiri ditampilkan untuk bentuk tari ritual sebagai ucapan rasa terimakasih terhadap bumi dan Pengiring RajaTari kipas pakarena ini juga digunakan untuk pengiring Raja Gowa hingga sekarang DakwahMelalui berbagai macam gerakannya, tarian ini memberi pengajaran tentang kehidupan bahwa manusia harus tetap sabar dan tidak gampang putus SyukurAwal mulanya tarian ini ditampilkan sebagai ungkapan syukur masyarakat atas hasil pertanian melimpah dan berjalan dengan HiburanTari kipas pakarena ini ditampilkan sebagai media hiburan warga dan wisatawan yang sedang datang ke Tarian KipasTarian kipas pakarena ini juga memiliki hubungan dengan watak wanita Makassar dengan ciri khas utamanya kipas, selendang, gerakan tangan lambat, langkah tenang dan iringan musiknya. Tarian ini menjadi acara ritual dan terus dilestarikan oleh masyarakat Gowa dan hanya itu saja, bahkan tarian ini pernah menjadi kesenian tari di istana ketika masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Pada saat itu Sultan Hasanuddin menjadi Raja Kerajaan Gowa ke-16 dari jalur ibunya, yakni Li’ pakarena ini telah melewati perjalanan yang panjang dan terus diwariskan secara turun temurun oleh anronggu atau pemimpin kesenian istana. Masa pewarisannya juga mengalami pasang surut, khususnya ketika ada gerakan pemurnian Islam oleh Kahar itu, tari kipas pakarena ini dianggap sebagai bentuk kesenian yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Namun kejadian tersebut tidak menyurutkan minat masyarakat untuk tetap melestarikan tarian ini dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan dengan adanya tarian ini hingga sekarang, pastinya tidak lepas dari perubahan fungsinya. Apabila awalnya tarian ini tergolong sakral, namun sekarang ini diubah fungsinya sebagai media yang terjadi tersebut membuat tarian ini terbagi menjadi dua macam, yakni seniman pro wisata dan seniman tradisi yang tetap menjaga tarian ini menjadi bentuk tari Tari KipasBerbicara tentang makna, pastinya tari kipas pakarena memiliki makna umum yang tertanam di dalamnya. Untuk maknanya sendiri ada di setiap gerakan yang dilakukan oleh para penari tentang bagaimana sikap masyarakat penari perempuan yang membawakan gerakan-gerakan tarian, menggambarkan ekspresi kesantunan, kelembutan, kepatuhan, kesetiaan, dan sikap menghormati. Oleh karena itu, dari sifat-sifat inilah yang menjadi penggambaran wanita penari pria yang kebagian menabuh alat musik tradisional untuk iringan tari dengan gerakan cepat melambangkan ketangguhan dan ketangkasan pria Gowa. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa selain menjadi media hiburan rakyat, tarian ini juga menjadi simbol kehidupan sosial masyarakat Juga Tari Topeng CirebonDalam hal tema yang diangkat dalam tarian ini merupakan cerita rakyat tentang perpisahan penghuni boting langi atau kayangan dengan penghuni lino atau itu, banyak juga yang menghubungkan dengan kemunculan Tumanurung yakni seorang bidadari yang turun dari langit dan mengajarkan berbagai pengetahuan kepada Tarian KipasTerlepas dari tema yang diangkat, untuk kostum, penari kipas pakarena akan menggunakan pakaian adat khas Suku Gowa. Penari akan memakai baju longgar, kain selempang, dan tak lupa sarung khas Sulawesi tersebut menjadi daya tarik tersendiri yang menjadi pembeda dengan tarian tradisional bagian kepala penari akan menggunakan konde dengan ditambah hiasan tusuk berwarna emas dan desainnya berupa bunga-bunga. Sementara untuk aksesoris biasanya berupa kalung, gelang, dan anting sebagai pelengkap penampilan untuk bagian terpentingnya dalam tarian ini adalah kipas yang dibawa para penari yang menjadi ciri utama tarian Tarian Kipas PakarenaKetika tarian kipas ditampilkan, maka akan diiringi oleh alunan musik tradisional yang biasa disebut grondong rinci. Alat musik grondong rinci sendiri terdiri dari berbagai jenis alat musik, seperti gendering dan seruling. Sedangkan untuk pemainnya bisanya berjumlag sekitar 4 hingga 7 musik ini biasanya akan dimainkan secara harmonis sehingga menghasilkan bunyi suara yang merdu. Walaupun tarian ini mempunyai gerakan yang lembut, namun alunan musiknya bertempo walauapun tempo musiknya cepat, namun gerakan para penari tetap terlihat teratur Rias Penari KipasPada saat penari akan memasuki panggung, sebelum itu mereka akan dirias terelebih dahulu agar terlihat lebih cantik. Riasan yang diberikan pada penari cukup tebal, sehingga nampak segar meskipun dilihat dari sisi ukur keserasian dalam tarian ini sangat penting sekali. Seebab pemakaian baju bodo dan riasan wajah yang sempurna akan membuat penari tampil lebih cantik dan anggun ketika diatas panggungPeraturan Tari KipasDalam penampilannya, tari kipas pakarena mempunyai aturan dalam penggunaan pakem yang harus diikuti. Contohnya seperti aturan unik, yakni para penari tidak boleh membuka mata terlalu hanya itu saja, para penari juga tidak diperbolehkan mengangkat kaki terlalu aturan diatas digunakan untuk tetap menjaga segi kesopanan dan kesantunan, sehingga dibutuhkan gerakan yang sepenuh hati supaya tarian terlihat indah. Adanya pakem ini juga membuat para penari harus mempunyai stamina tinggi supaya di dalam setiap gerakannya tetap indah serasi dan menarik Tarian Kipas PakarenaPada saat tarian ditampilkan, biasanya akan dibawakan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita. Semua penari tersebut akan menggunakan pakaian tradisional dan gerakannya diirngi oleh alunan musik tradisional cenderung lemah gemulai dengan properti kipas yang dimainkan dengan indah. Para penari akan melakukan gerakan dengan sengat hati-hati supaya maksud dan makna dari tarian bisa tari kipas pakarena sendiri dibagi menjadi beberapa bagian serta masing-masing memiliki kesamaan sehingga sulit untuk sebagian besar gerakannya terletak pada bagian tangan dengan memainkan kipas lipat. Sementara tangan yang satunya akan bergerak dengan lemah-lembut serta penari wanita juga akan diiringi oleh gerakan kaki yang seirama dengan tangan dan iringan Tari KipasProperti wajib yang dibawa oleh para penari adalah kipas lipat besar yang menjadi ciri khasnya. Untuk jumlah kipas yang dipakai adalah 2 buah yang akan dibawa di tangan kanan dan umumnya, kipas yang digunakan dalam tarian ini warnanya cenderung cerah seperti merah, putih, kuning dan karena itu, para penari harus mempunyai keterampilan dalam memegang dan memainkan kipas. Hal ini berfungsi supaya pertunjukan dapat menampilkan tari yang indah serta bisanya penampilan berlangsung selama 2 Tari KipasGerakan yang dilakukan para penari kipas berupa penggambaran kelemah lembutan watak wanita Makassar, seperti sopan, santun, patuh dan hormat kepada lelaki. Gerakannya lebih dominan berupa ayunan ke kanan dan kiri, serta ke depan secara beraturan dengan tempo tangan penari hanya akan terangkat sebatas bahu dan sangat lembut, sehingga para penonton kesulitan untuk membedakan sesi demi gerakan demi gerakan yang dilakukan oleh penari mempunyai makna tersendiri. Ada juga gerakan memutar sebagai bentuk gambaran siklus hidup gerakan tari kipas pakarena sendiri ada tempo lambat dan cepat. Tempo lambat biasanya akan dibawakan oleh penari wanita, sedangkan tempo cepat akan dibawakan oleh pria penabuh iringan Juga Tari Janger BaliSetting Panggung Tarian kipasKetika penampilan tari pakarena umumnya akan dilakukan oleh 5 orang dan tidak ada aturan baku tentang jumlah penari yang diperbolehkan. Oleh karena itu, tarian ini bisa dilakukan oleh banyak jumlah penari sekitar 5 hingga 7 orang, maka mereka akan berada di samping kanan dan kiri panggung. Usahakan tata letak panggung harus di atur serapi dan semenarik mungkin, supaya penonton yang melihatnya juga tidak mudah Tari Kipas PakarenaDalam pertunjukannya, gerakan di dalam tari ini dibagi menjadi 12 bagian, antara lainSamboritta BertemanBagian ini biasa disebut dengan paulu atau kegiatan begadang semalam suntuk. Banyak yang mengartikan bagian ini sebagai bentuk pertama memberi hormat kepada pengunjung dan menjadi bagian awal dalam Leak-Leak Ayam BerkokokPada saat dahulu kala, tari kipas akan dipertunjukan semalam suntuk, oleh karena itu bagian penutupnya berlangsung ketika subuh atau ketika ayam KassiArti dari bagian ini adalah mendekat ke pantai. Sedangkan untuk penyajiannya pada babak kedua yang bermakna permohonan yang Ri lau'Dayung ke TimurBagian ini biasanya ditampilkan ketika babak kedua dengan makna bergerak ke arah timur atau ke arah terbitnya matahari sebagai tanda kehidupan di Angin Tanpa HembusanBiasanya dilakukan pada saat babak kedua dengan makna angin yang tidak berhembus, sehingga tidak membawa kesejukan. Pada bagian ini sebagai penggambaran rasa Memintal BenangBagian ini mempunyai makna apabila suatu pekerjaan dikerjakan dengan baik, maka akan mendapatkan hasil yang baik pula. Umumnya bagian ini akan ditarikan ketika acara Tabbu Meniti Nasib Dengan SabarMakna dari bagian ini adalah semua hal terkadang harus dilakukan secara berulang-ulang dan tidak mengenal putus asa, sehingga mendapatkan hasil yang BermimpiMakna dari bagian ini adalah apabila semua manusia tidak boleh terlalu berharap tinggi tanpa adanya usaha untuk Mencari KebenaranMakna yang terkandung dalam bagian ini adalah tentang kebenaran yang harus dicari supaya hidup tenang dan KekecewaanMakna yang termuat dalam bagian ini berupa apa yang kita usahakan dalam hidup terkadang berakhir dengan Bo’odong Bulat SempurnaMakna yang ada dalam bagian ini adalah penggambaran bulan purnama yang dianggap mempunyai bentuk bulat dan bersinar Beja’ Dukun BeranakMakna yang terkandung dalam bagian ini adalah tentang cara merawat diri untuk perempuan sesudah melahirkan. Pada umumnya bagian ini dipentaskan ketika upacara Tari Kipas PakarenaSebagai budaya warisan para pendahulu, tarian pakarena ini tidak bisa dilepaskan dari cerita rakyat atau mitos yang tersebar di masyarakat. Tari ini oleh masyarakat selalu dikaitkan dengan makhluk dari kayangan turun-temurun secara yang mengatakan bahwa tarian ini berasal dari cerita perpisahan penghuni boting langi negeri kayangan dengan penghuni lino bumi. Namun sebelum mereka berpisah, boting langit sempat mengajarkan lino tentang tata cara hidup, seperti bercocok tanam, beternak, dan berburu malalui gerakan tangan serta gerakan yang diajarkan tersebut dijadikan sebagai tari rital oleh lino sebagai ungkapan rasa syukur da terimakasih kepada boting ada juga cerita lain yang mengaitkan tari kipas ini dengan legenda Tumarunung Tamalate, yakni Raja atau somba pertama Kerajaan Gowa. Berdasarkan cerita versi kedua ini mengatakan bahwa tari kipas pakarena muncul pertama kali bersama Putri Tumanurung ri Lantai Tari Kipas PakarenaSoal pola lantai, pastinya banyak sekali yang bertanya-tanya tentang bentuk yang digunakan dalam tari kipas pola lantai yang digunakan dalam tari kipas pakarena terdiri dari empat macam, antara lainPola lantai garis pola lantai lantai pola lantai tidak Tari KipasTarian kipas pakarena ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih tetap bertahan hingga saat ini. Penduduk Gowa selalu melestarikan dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan awalnya tarian ini dijadikan sebagai bentuk ucapan rasa syukur dan kemudian berkembang menjadi tarian tradisional dan sarana hiburan. Tari ini juga sering ditampilkan ketika acar festival untuk mengenal daerah itu, tari pakarena ini sudah mengalami perkembang dari segi pakaian dan gerakannya. Namun perkembangan tersebut tidak meninggalkan ciri khas kipas pakarena ini memberikan keindahan gerak yang lembut dengan alunan musik bertempo cepat. Dari penggabungan kedua unsur inilah yang menjadikan tarian ini tidak bosan untuk Juga Tari TayubAkhir KataMungkin hanya itu saja penjelasan yang dapat saya berikan untuk Anda tentang tari kipas pakarena yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang budaya SoalTari kipas pakarena termasuk jenis tari?Tari Kipas Pakarena adalah salah satu jenis tari tradisional kelompok dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Tari ini biasanya dilakukan oleh para penari wanita yang mengenakan pakaian adat serta membawa kipas sebagai properti utama dalam tarian tersebut. Tari Kipas Pakarena biasanya tari kipas pakarena?Properti utama dalam Tari Kipas Pakarena adalah kipas yang dipegang oleh penari wanita selama menari. Kipas tersebut digunakan sebagai aksesoris dalam gerakan tarian dan juga sebagai simbol dari kecantikan dan kesopanan. Selain itu, para penari juga mengenakan pakaian adat yang khas dan sesuai dengan karakteristik tari Kipas awal dan akhir tari kipas pakarena mengambil posisi?Posisi duduk karena penari mungkin mulai dengan posisi duduk, berlutut, atau bahkan berbaring, sementara pada segmen lainnya, penari mungkin berdiri dengan kedua tangan yang memegang kipas di depan dada. Meskipun demikian, pada umumnya posisi awal dan akhir Tari Kipas Pakarena didesain untuk memberikan kesan yang indah dan elegan pada penonton serta memperlihatkan keanggunan gerakan dari tarian tersebut. Tariankipas pakarena ini juga memiliki hubungan dengan watak wanita Makassar dengan ciri khas utamanya kipas, selendang, gerakan tangan lambat, langkah tenang dan iringan musiknya. Tata Rias Penari Kipas. Pada saat penari akan memasuki panggung, sebelum itu mereka akan dirias terelebih dahulu agar terlihat lebih cantik. Riasan yang
Setiap daerah di nusantara pasti memiliki adat budaya yang menjadi ciri khas. Budaya tersebut meliputi lagu daerah, baju adat, bahasa daerah hingga tari tradisional. Misalnya tari daerah yang sangat terkenal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan, yaitu Tari Kipas Pakarena. Tarian adat ini menjadi kebanggaan masyarakat Gowa karena memiliki konsep unik, salah satunya dari epitimologi namanya. Dalam bahasa setempat, kata pakarena memiliki arti main. Tarian ini menggunakan kipas sebagai properti, bentuknya adalah kipas lipat asli dari Gowa, Sulawesi Selatan. Jika diartikan, Tari Kipas Pakarena bermakna tarian yang dilakukan dengan memainkan kipas. Tari kipas ini dimainkan oleh penari wanita dengan memakai busana adat. Gerakan penari begitu untuk dengan gaya khas menggunakan kipas sebagai atribut yang menjadi cirinya. Biasanya tarian tradisional Gowa ini dipentaskan pada acara adat serta menjadi tari hiburan. Tari Kipas Pakarena juga menjadi magnet memikat bagi wisatawan untuk berkunjung ke Gowa, Sulawesi Selatan. Sejarah Tari Kipas PakarenaMitos Tari KipasAsal Usul Nama Tari Kipas PakarenaKarakteristik Tari PakarenaMakna Tari Kipas PakarenaFungsi Tari KipasPementasan Tari KipasTema Tari Kipas PakarenaAturan Tari KipasMusik PengiringKostum Penari KipasTata Rias Penari KipasProperti Tari Kipas PakarenaTata Panggung Tari KipasBagian Tari Kipas PakeranaPola Lantai Tari KipasGerakan Tari KipasPerkembangan Tari Kipas Pakerana Menurut sejarah, tari kipas ini adalah tarian peninggalan Kerajaan Gowa. Kerajaan ini dulunya mengalami masa kejayaan dan menguasai wilayah Sulawesi bagian selatan selama berabad-abad. Budaya yang muncul dari masa ini kemudian mempengaruhi kebudayan masyarakat Gowa dan sekitarnya, sehingga tercipta tari kipas pakarena. Meski Kerajaan Gowa telah runtuh, tari kipas masih dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini. Mitos Tari Kipas Sebagai sebuah warisan budaya, tari pakarena tidak dapat dilepaskan dari cerita rakyat atau mitos yang ada di masyarakat, meskipun tidak ada bukti tertulus. Tari kipas pakarena selalu dikatikan dengan makhluk dari khayangan secara turun-temurun secara lisan. Konon tarian ini berasal dari kisah perpisahan penghuni boting langi negeri khayangan dengan penghuni lino bumi. Sebelum mereka berpisah, boting langi sempat mengajarkan lino tentang cara hidup, bercocok tanam, beternak serta berburu melalui gerakan tangan, badan dan kaki. Kemudian gerakan-gerakan tersebut dijadikan tari ritual oleh lino sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada boting langi. Selain itu, ada juga cerita yang mengaitkan tari kipas pakarena dengan legenda Tumanurung ri Tamalate yang merupakan raja atau somba pertama Kerajaan Gowa. Berdasarkan cerita ini, tari pakarena muncul pertama kali bersama Putri Tumanurung ri Tamalate. Tarian ini pun menjadi tarian pengiring dan pelengkap kebesaran Tumanurung ri Tamalate. Asal Usul Nama Tari Kipas Pakarena Nama pakarena berasal dari kata “karena” yang berarti main. Dahulu tarian ini juga disebut sebagai tari sere jaga. Tari sere jaga merupakan sarana ritual warga sebelum atau sesudah menanam padi. Ketika itu properti yang digunakan adalah seikat padi sebagai perumpamaan dewi padi. Sere jaga dipentaskan semalam suntuk dalam berbagai upacara adat, seperti ammatamata jene, ammata-mata benteng, dan lainnya. Kemudian seiring perkembangannya terjadi beberapa perubahan dalam penyajian dan atribut yang digunakan, misalnya seikat padi diganti menjadi kipas. Karakteristik Tari Pakarena Tari kipas pakarena juga berkaitan dengan watak wanita Makassar dengan ciri utama kipas dan selendang, gerakan tangan lambat, langkah tenang dan iringan musik yang khas. Tari ini menjadi dimensi ritual dan terus dilestarikan oleh masyarakat Gowa dan sekitarnya. Bahkan tarian pakarena sempat menjadi kesenian istana pada masa Sultan Hasanuddin menjadi Raja Gowa ke-16 melalui sentuhan ibunya, Li’motakontu. Tarian ini melalui dimensi waktu dan diwariskan secara turun temurun oleh anrongguru atau pemimpin kesenian istana. Dalam pewarisannya terdapat apsang surut, terutama ketika ada gerakan pemurnian Islam oleh Kahar Muzakkar. Pada saat itu, pakarena dianggap sebagai kesenian yang bertentangan dengan ajaran Islam. Akan tetapi peristiwa tersebut tidak menyurutkan minat masyarakat untuk terus melestarikan tarian ini dan menjadikannya sebagai bagian dari hidup mereka. Tari ini masih ada hingga sekarang tidak lepas dari perubahan fungsinya. Jika awalnya tari kipas pakarena adalah tarian sakran, kini juga dihadirkan dengan fungsi lebih profan, yakni sebagai hiburan. Polemik yang terjadi tersebut menjadikan tari pakarena terbagi menjadi dua, yaitu seniman pro wisata dan seniman tradisi yang kukuh menjaga tarian ini sebagai jenis tari sakral. Makna Tari Kipas Pakarena Terlepas dari sejarah tari kipas ini, secara umum setiap gerakan yang dilakukan oleh penari memiliki makna dalam mengenai bagaimana sikap hidup masyarakat Gowa. Penari perempuan membawakan gerakan-gerakan yang menggambarkan ekspresi kesantunan, kelembutan, kepatuhan, kesetiaan, serta sikap menghormati. Sifat-sifat tersebut adalah gambaran wanita Gowa. Sedangkan para pria yang menabuh alat musik tradisioal mengiring tarian dengan gerakan cepat mencerminkan ketangguhan dan ketangkasan pria Gowa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan jika selain menjadi iburan rakyat, maka tari kipas pakarena juga menjadi symbol kehidupan sosial masyarakat Gowa secara umum. Fungsi Tari Kipas Seperti tarian daerah pada umumnya, tari kipas pakarena juga memiliki maksud tertentu. Pementasan tarian ini memiliki beberapa kegunaan dan tujuan sebagai berikut Tari Ritual – Menurut sejarahnya, tarian ini berkaitan dengan cerita bumi dan langit atau khayangan. Tari pakarena digelar sebagai tarian ritual dengan tujuan mengucapkan terimakasih terhadap bumi dan langit. Tari Pengiring Raja – Tarian ini juga menjadi tari pengiring Raja Gowa hingga saat ini. Sarana Dakwah – Melalui gerakan-gerakannya, tari ini mengajarkan tentang kehidupan bahwa manusia harus sabar dan tidak mudah putus asa. Wujud Syukur – Mulanya tarian ini diselenggarakan sebagai ungkapan syukur karena pertanian berjalan dengan baik dan panen melimpah. Sarana Hiburan – Tari kipas pakarena juga dipentaskan sebagai sarana hiburan warga serta wisatawan yang dating ke Gowa. Pementasan Tari Kipas Saat dipentaskan, tari kipas pakarena akan dimainkan oleh 5 sampai 7 penari wanita. Penari tersebut akan menenakan pakaian adat dan gerakannya diiring oleh musik tradisional. Gerakan tarian ini lemah gemulai dengan properti kipas yang dimainkan dengan indah. Para penari melakukan gerakan dengan sangat hati-hati agar maksud dan makna tarian tersampaikan. Gerakan-gerakan pada tari kipas dibagi menjadi beberapa bagian dan masing-masing memiliki kemiripan sehingga sulit dibedakan. Sebagian besar gerakannya terletak pada bagian tangan dengan memainkan kipas lipat. Sedangkan tangan yang lain bergerak dengan lembut dan lemah gemulai. Gerakan ini juga disertai oleh gerakan kaki yang seirama dengan tangan dan tubuh penari. Tema Tari Kipas Pakarena Tema yang diangkat dalam tarian ini ialah cerita rakyat tentang perpisahan penghuni boting langi atau khayangan dengan penghuni lino atau bumi. Tari ini juga dikaitkan dengan kemunculan Tumanurung, seorang bidadari yang turun dari langit dan mengajarkan berbagai hal kepada manusia. Aturan Tari Kipas Dalam pementasannya, tari pakarena memiliki aturan atau pakem yang harus diikuti. Salah satunya adalah aturan unik, yaitu para penari tidak boleh membuka mata terlalu lebar. Bahkan tidak hanya itu, penari juga tidak diperbolehkan mengangkat kaki terlalu tinggi. Aturan tersebut digunakan untuk menjaga aspek kesopanan dan kesantunan, sehingga diperlukan gerakan tari sepenuh hati agar tarian ini nampak indah. Adanya aturan ini juga membuat para penari harus memilki stamina tinggi agar setiap gerakannya tetap indah, serasi dan menarik perhatian. Musik Pengiring Dalam menarikan tarian ini, para peanri akan diiring dengan alunan musik tradisional yang disebut grondong rinci. Grondong rinci terdiri dari bebepa alat musik, seperti gendering dan seruling. Jumlah pemain musiknya sekitar 4 sampai 7 orang. Alat musik tersebut dimainkan secara harmonis sehingga menghasilkan suara yang merdu. Meski tari kipas pakarena memiliki gerakan lembut, namun musiknya bertempo cepat. Akan tetapi gerakan penari tetap teratur dan hal ini menjadi keunikan dari tarian ini. Kostum Penari Kipas Para penari kipas mengenakan baju adat khas suku Gowa. Para penari menggunakan baju longgar, kain selempang, serta sarung khas Sulawesi Sealtan. Pakain tersebut merupakan ciri menarik yang membedakan tarian kipas dengan tari dari daerah lain. Bagian kepala penari dikonde dengan hiasan tusuk berwarna emas dan desainnya berupa bunga-bunga. Sedangkan aksesorinya adalah kalung, gelang, serta anting yang melengkapi penampilan penari. Selain itu, penari juga membawa kipas sebagai properti utama saat menarikan tarian ini. Tata Rias Penari Kipas Sebelum penari memasuk panggung, meraka akan di rias agar tampil lebih cantic. Riasan yang diberikan cukup tebal sehingga terlihat segar meski dilihat dari kejauhan. Tata rias ini juga menyesuakan dengan pakaian serta kipas yang digunakan. Unsur keserasian adalah hal penting dalam tahap ini. Penggunaan baju bodo dan riasan wajah yang sempurna akan membuat penari tampil canti dan anggun diatas panggung. Properti Tari Kipas Pakarena Atribut yang wajib dibawa oleh penari adalah kipas. Jenis kipas yang dibawa adalah kipas lipat berukuran besar. Jumlah kipas yang digunakan adalah 2 buah yang dibawa di tangan kanan dan kiri. Umumnya kipas ini berwarna cerah, seperti merah, putih, kuning dan ungu. Para penari harus memiliki keterampilan dalam memainkan kipas. Hal ini berguna agar pertunjukkan dapat menampilakan tarian yang indah. Biasanya tarian ini dibawakan selama 2 jam. Tata Panggung Tari Kipas Saat pementasan biasanya penari berjumlah 5 orang. Akan tetapi tidak ada aturan baku mengenai jumlah penari yang diperbolehkan, sehingga dapat dilakukan oleh banyak orang. Mengenai batas minimal penari juga tidak ada aturan baku, namun untuk menjaga estetika maka umumnya penari berjumlah 5 orang. Untuk para pemain musik berada di samping kanan dan kiri panggung. Bagian Tari Kipas Pakerana Dalam penyajiannya, gerakan tari kipas dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain Samboritta berteman, bagian ini juga disebut paulu jaga atau kegiatan begadang semalam suntuk. Bagian ini juga diartikan sebagai tarian awal untuk memberi hormat kepada pengunjung dan menjadi bagian pertama dalam pertunjukkan. Jangang Leak-leak ayam berkokok – Dahulu tari pakarena dipentaskan semalam suntuk hingga bagian penutupnya berlangsung saat subuh atau ketika ayam telah berkokok. Tarian ini merupakan bagian ketiga dalam tarian kipas pakarena. Ma’biring Kassi mempunyai arti mendarat ke pantai. Bagian ini disajikan pada babak kedua yang bermakna permohonan yang terkabul. Bisei Ri Lau’ dayung ke timur – Bagian ini disajikan pada babak kedua dengan makna bergerak ke arah timur atau ke arah terbitnya matahari sebagai penadan kehidupan di bumi. Angingkamalino angin tanpa hembusan merupakan tarian babak kedua yang bermakna angina yang tidak berhembus sehingga tidak membawa kesejukan. Bagian ini menggambarkan rasa kecewa. Anni-anni memintal benang disajikan pada babak kedua. Bagian ini memiliki makna jika suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan tekun akan membuahkan hasil. Biasanya bagian ini ditarikan saat upacara perkawinan. Dalle tabbua meniti nasib dengan sabar – Bagian ini ditarikan pada babak kedua dengan maksud segala sesuatu terkadang harus dilakukan secara berulang dan tidak mengenal putus asa hingga mencapai hasil yang baik. So’nayya bermimipi ditarikan pada babak kedua. Bagian ini memiliki makna jika seorang manusia tidak boleh berharap terlalu tinggi tanpa usaha dan upaya untuk mencapai cita-citanya. Iyolle’ mencari kebenaran bermakna tentang kebenaran yang harus terus dicari agar hidup tenang dan tenteram. Lambassari kekecewaan memiliki arti bahwa apa yang kita usahakan dalam hidup terkadang berakhir dengan kekecewaan. Leko’ Bo’dong bulat sempurna merupakan perumpaan bulan purnama yang dianggap memiliki bentuk bulat dan bersinar terang. Sanro Beja’ dukun beranak disajikan pada babak kedua dan menampilkan makna tentang cara merawat diri bagi perempuan seusai melahirkan. Biasanya bagian ini dipentaskan saat upacara kelahiran. Pola Lantai Tari Kipas Dalam melakukan gerakan tarian, para peanri harus bekerjasama dalam setiap posisinya. Pola lantainya beraturan dengan maju mundur dan gerakan ke kiri serta kenan lebih dominan. Pada gerakannya juga terdapat pola laintai melingkar yang mencerminkan kehidupan manusia. Gerakan Tari Kipas Gerakan penari kipas pakarena adalah cerminan kelembutan sesuai watak perempuan Makassar, yaitu sopan, setia, patuh dan hormat kepada lelaki. Gerakan tangan tarian ini lebih banyak berayun ke kanan dan ke kiri, serta ke depan secara beraturan sesuai tempo yang lambat. Tangan penari hanya terangkat sebatas bahu dan sangat lembut sehingga penonton sulit membedakan babak demi babak. Setiap gerakan yang dilakukan oleh penari memilki makna khusus. Misalnya gerakan awal dan akhir dalam posisi duduk. Terdapat pula gerakan memutar sebagai gambaran siklus hidup manusia. Perkembangan Tari Kipas Pakerana Tarian ini telah ada sejak zaman dahulu dan tetap bertahan hingga saat ini. Masyarakat Gowa terus melestarikannya dan menjadikannya sebagai bagian dalam kehidupan mereka. Mulanya tari kipas dijadikan sebagai bentuk rasa syukur dan berkembang menjadi tarian tradisional dan tari hiburan. Tarian ini juga kerap dipentaskan dalam festival untuk mengenal daerah Gowa. Saat ini tari kipas pakarena telah mengalami perkembangan pesa dari segi kostum dan gerakannya. Meski mengalami perkembangan, namun ciri khas utamanya tidak ditinggalkan. Sebab hal ni yang menjadi karakteristik tari kipas yang membedakan tarian dari daerah lain. Tari pakarena menawarkan keindahan gerak yang lembut dengan iringan musik bertempo cepat. Gabungan kedua unsur tersebut membuat tarian ini tidak bosan untuk dinikmati. Walaupun tarian tradisional, tari kipas juga tidak kalah dengan tarian modern. Aspek keindahan dalam setiap gerakan, serta pola tariannya selalu menarik perhatian. Tarian ini tidak berlangsung singkat, karena dalam suatu pementasan membutuhkan waktu selama 2 jam.
EposRamayana ditunjukkan pada tata rias dan busana Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong, dan Gareng. Tata rias dan busana pada tari tradisional tidak hanya bersumber pada epos Ramayana tetapi juga tarian lepas yaitu tarian yang tidak berhubungan dengan cerita Ramayana. Tokoh dan karakter dapat dijumpai juga pada tari tentang fauna seperti
Tari kipas – Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional khas masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Pada umumnya, tarian ini ditarikan oleh para penari wanita dengan menggunakan pakaian adat khas daerah Gowa serta kipas sebagai cir khas tarian. Tarian ini cukup terkenal dikalangan masyarakat Gowa khususnya. tari kipas Pakarena juga sering digelar dalam berbagai macam acara yang bersifat ritual maupun hiburan. Saat ini tari kipas Pakarena dijadikan pemerintah sebagai media untuk mempromosikan pariwisata di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. [toc] Sejarah Tari Kipas Pakarena Menurut catatan sejarah, tari kipas Pakarena merupakan tarian peninggalan dari kerjaan Gowa, yakni kerajaan yang berhasil mempertahankan puncak kejayaannya di provinsi Sulawesi Selatan selama berabad-abad. Sebab itulah mengapa corak budaya pada zaman kerajaan gowa memiliki pengaruh besar terhadap kebudayaan dan tradisi masyarakat Gowa hingga kini, salah satunya ialah tari kipas Pakarena. Nama tarian ini sendiri diambil dari bahasa setempat yakni “Pakarena” yang berarti “main”. Sehingga tarian ini dapat diartikan sebagi tarian yang memainkan kipas dalam pembawaannya. Lalu tarian ini diwariskan secara turun temurun hingga menjadi suatu tradisi yang masih dipegang teguh sampai saat ini. Namun, asal usul Tari Kipas Pakarena ini sendiri masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun, Berdasarkan mitos yang beredar, tari kipas Pakarena bermula dari kisah perpisahan antara penghuni boting langi negeri khayangan dengan penghuni lino Bumi pada zaman dahulu. Sebelum perpisahan ini terjadi, dahulunya masyarakat penghuni boting langi pernah mengajarkan bagaimana cara bertahan hidup dengan bercocok tanam, beternak, dan berburu kepada penghuni lino, melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Lalu, para penghuni Lino menggunakan gerakan-gerakan tersebut dalam upacara adat mereka sebagai ungkapan rasa syukur kepada penghuni boting langi. Baca Juga Tari Tor-Tor Fungsi dan Makna Tari Kipas Pakarena Pada zaman dahulu tari kipas Pakarena digelar dalam ritual-ritual adat sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada penghuni langit. Namun sekarang tarian ini digunakan sebagai media hiburan serta sebagai media promosi guna memperkenalkan pariwisata di daerah Gowa kepada para wisatawan. Bagi masyarakat Gowa, tari kipas Pakarena memiliki nilai-nilai dan makna yang sangat mendalam. Salah satunya adalah ungkapan rasa syukur atas kebahagiaan yang mereka peroleh, hal tersebut mereka ungkapkan lewat gerakan para penari. Selain itu tarian ini juga merupakan gambaran kelembutan, kesantunan, kesucian dan penuh kasih dari para wanita, yang sangat jelas terlihat dari gerakan para penari yang lemah lembut. Busana Tarian Kipas Pakarena Pada umumnya, busana yang digunakan dalam pergelaran tari kipas Pakarena ialah busana adat khas masyarakat Gowa. Para penari dikenakan baju yang longgar, selempang kain, serta kain sarung khas dari Sulawesi Selatan. Busana-busana adat teesebut dikenakan sebagai ciri khas yang membedakan tari kipas Pakarena dengan tarian adat lain semacamnya. Pada bagian kepala sang penari dikenakan konde yang dihiasi dengan tusuk berwarna emas dan desain bunga-bunga untuk memberikan kesan warna-warni. Sedangkan aksesoris yang digunakan sebagai pelengkap ialah kalung, gelang, serta anting yang khas untuk tarian tersebut. Tidak lupa juga atribut utama yang digunakan dalam pembawaan tarian yakni kipas. Musik Pengiring Tari Kipas Pakarena Alat musik yang digunakan sebagai iring-iringan dalam pementasan tari kipas Pakarena adalah ialah alat musik tradisional yang bernama grondong rinci. Grondong rinci ialah alat musik yang terdiri dari beberapa komponen yakni genderang dan suling, yang dimainkan oleh 4-7 orang pemain musik. Walaupun tarian ini memiliki karakteristik lemah lembut, namun ritme musik yang dimainkan oleh para pemain musik bertempo lebih cepat. Selain itu, gerakan-gerakan yang dibawakan oleh para penari lebih teratur dan berkembang. Sehingga keselarasan gerak dengan musik menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Karena hal inilah yang menjadi keunikan dari tari kipas Pakarena. Pergelaran Tarian Kipas Pakarena Pada pergerakannya tarian ini seringkali dibawakan oleh 5-7 orang penari wanita, yang mengenakan pakaian adat dengan diiringi oleh musik-musik pengiringnya. Tarian ini dibawakan dengan gerakan yang lemah lembut yang dikombinasikan dengan kipas yang dilipat ditangan para penari. Gerakan yang teratur membuat tarian ini terlihat elok dipandang. Gerakan tarian ini pada umumnya terbagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian mengandung makna dan maksud tersendiri. Berikut merupakan bagian-bagian dari tari kipas Pakarena Baca Juga 4 Hal unik dari Tari Piring Bagian-bagian dalam Pergelaran Tari Kipas Pakarena Samboritta berteman Disebut juga paulu jaga yaitu kegiatan begadang semalam suntuk. Mengandung arti penghormatan kepada para pengunjung. Jangang leak-leak ayam berkokok dulunya tarian ini dipentaskan semalam suntuk sehingga pada bagian penutup, biasanya berlangsung sekitar jam subuh. Disebut jangang leak-leak yaitu saat ayam mulai berkokok. Tarian ini merupakan bagian ketiga dalam tari pakarena yang bermakna mencari jalan kembali ke asal kassi Artinya mendarat di pantai, ditampilkan pada babak kedua yang mempunyai makna permohonan yang ri lau’ dayung ke timur juga ditampilkan di babak kedua, bagian ini memiliki makna bergerak ke arah timur yaitu arah dimana matahari angin tanpa hembusan ditampilkan pada babak kedua, yang menggambarkan angin yang tidak berhembus sehingga tidak membawa kesejukan, tarian ini menggambarkan rasa memintal benang Bagian ini memiliki makna bahwa sebuah pekerjaan yang dilakukan dengan penuh ketekunan pasti akan membuahkan hasil dikemudian hari. Dalle tabbua meniti nasib dengan sabar mengandung makna filosofis bahwa hidup dunia harus dijalani dengan penuh berulang-ulang mengandung maksud bahwa segala sesuatu seringkali harus dilakukan secara berulang-ulang tanpa rasa putus asa, sehingga hasila yang didapat akan berakhir baik. So’nayya bermimpi mempunyai maksud bahwa sebagai seorang manusia kita dilarang mengharapkan sesuatu yang terlalu tinggi tanpa disertai usaha dan daya upaya yang setimpal dengan mimpi yang kita mencari kebenaran menggambarkan bahwa kebenaran harus terus dicari supaya hidup menjadi tenang dan hati menjadi kekecewaan memiliki arti bahwa apa yang kita usahakan dalam hidup ini seringkali berakhir dengan bo’dong bulat sempurna merupakan perumpamaan dari bulan purnama yang dianggap memiliki bentuk bulat yang sempurna dan bersinar beja’ dukun beranak ditampilkan pada babak kedua, yangenjadi penggambaran bagaimana tata cara merawat diri bagi perempuan yang baru saja melahirkan. tarian ini umumnya dipentaskan dalam upacara kelahiran. Akhirnya sampai juga kita di akhir artikel, semoga materi kali ini bisa bermanfaat buat sobat borcha semua. Terakhir salam dari borcha dan jumpa lagi di next artikel tentang materi-materi yang nggak kalah kecenya. See you . . .
VendorArtis/ Talent Entertaiment (Pengisi Acara) Profesional. Pesan/ Sewa/ Rental/ Order Jasa Pengisi Acara murah dan terbaik di Makassar, mengisi event baik Formal (resmi/ serius) maupun non-formal (santai), dalam berbagai konsep sesuai keinginan anda. Melayani Jasa Mengisi Acara: #Musik (Akustik, Band, Orkestra, Orkes to Riolo, Langgam/ Keroncong, Acapella, Paduan Suara/
Tari kipas pakarena – Negara Indonesia adalah negara yang besar dimana dalam satu negara terdapat banyak suku dan budaya yang ada di dalamnya. Dari sinilah juga yang menjadikan kesenian di Indonesia juga beraneka ragam, salah satunya dalam bidang tari. Ada banyak sekali tari tradisional di Indonesia yang sangat cantik dan menawan saat dimainkan. Salah satunya adalah Tari Kipas. Pernahkah Anda menyaksikan pertunjukan tari ini? Tahukah Anda jika tari ini berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Bicara soal tari ini sesuai dengan namanya, dalam pertunjukannya setiap penari akan membawa kipas sebagai atribut utama dalam tari. Tari ini juga sangat indah dimana setiap gerakannya dibawakan dengan lemah gemulai dan anggun. Nah, untuk Anda yang ingin belajar tentang Tari Kipas, kali ini akan dibahas informasi lengkap mengenai Tari Kipas untuk Anda selengkapnya. Mau tahu seperti apa informasi tersebut? Yuk langsung saja simak penjelasan selengkapnya di bawah ini. Apa itu Tari Kipas? Apa sebenarnya yang disebut dengan Tari Kipas itu? Tari Kipas atau yang disebut juga dengan nama Tari Kipas pakarena merupakan sebuah tarian yang berasal dari Gowa, Sumatera Selatan. Tari ini dibawakan oleh para penari dengan menggunakan busana adat dan gerakannya sambil memainkan kipas. Tari ini sendiri menjadi salah satu jenis tari yang sangat terkenal di wilayah Sulawesi Selatan, khususnya Gowa. Bahkan, tari ini juga kerap ditampilkan dalam berbagai acara adat ataupun hiburan. Menariknya lagi, tari pakarena juga menjadi salah satu jenis tari yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang ke Gowa. Sejarah Tari Kipas Tari Kipas merupakan sebuah tari yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Di daerah ini, nama tari ini memiliki nama Tari Kipas Pakarena. Dalam bahasa setempat, kata pakarena berasal dari kata “karena” yang memiliki makna main. Adapun tarian ini sendiri sudah menjadi tarian tradisional dari masyarakat Gowa yang notabenenya merupakan bekas kerajaan Gowa. Bicara soal sejarahnya, tidak ada yang tahu persis mengenai sejarah tari ini. namun, ada sebuah mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat mengenai asal-usul Tari Kipas ini. Konon katanya, tari ini berasal dari sebuah perpisahan yang terjadi antara Botong Langit atau negeri Khayangan dengan penghuni limo atau bumi pada zaman dahulu. Sebelum berpisah, konon katanya penduduk boting langit sudah mengajarkan bagaimana cara hidup di bumi yang baik. Mulai dengan beternak, bercocok tanam, hingga berburu pada para penghuni limo. Mereka mengajarkan melalui gerakan tangan dan gerakan kaki. Nah, dari gerakan tangan dan gerakan kaki inilah membuat para penghuni limo menjadikan itu sebuah sebuah ritual. Ritual ini digunakan sebagai sebuah bentuk untuk mengungkapkan rasa syukur yang diberikan kepada para penghuni Botong Langit. Dari sinilah lahir yang namanya Tari Kipas. Tari ini dalam setiap gerakannya mengandung ekspresi kelembutan. Hal ini mencerminkan sebuah karakter dari perempuan Gowa yang setia, sopan, patuh dan hormat kepada para lelaki, lebih khusus kepada suaminya. Pada dasarnya, Tari Kipas dibagi menjadi 12 bagian. Hanya saja tari ini sangat susah untuk dibedakan, terlebih bagi orang awam karena gerakannya yang cenderung mirip-mirip. Nah, setiap pola gerakan dalam tari ini juga memiliki makna tersendiri. Sebagai contoh, saat para penari sedang dalam gerakan duduk, akan hal ini menjadi tanda awal dan akhir dari pementasan Tari Kipas ini. Sedangkan untuk gerakan berputar searah jarum jam memiliki makna siklus hidup manusia. Untuk gerakan naik turun juga memiliki makna bahwa kehidupan yang berjalan itu kadang ada di atas dan kadang ada di bawah seperti sebuah roda. Tari ini juga memiliki aturan yang bisa dikatakan cukup unik. Saat menari, semua penari dalam tarian ini tidak boleh membuka matanya terlalu lebar. Selain itu, gerakan kakinya juga tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Padahal tari ini berlangsung selama da ja, dan mereka dituntut harus memiliki fisik yang prima. Sedangkan untuk alunan pengiring tarian ini menggunakan tabuhan gendang dan seruling untuk mengiringi setiap gerakan tarian para penari. Ada juga gemuruh heaka yang digunakan untuk mengatur yang dianggap sebagai sebuah cerminan atau watak dari seorang lelaki Sulawesi Selatan yang keras. Adapun untuk jumlah pemusik ada tarian ini juga unik dimana mereka hanya dibatasi tujuh orang saja. Nah-orang-orang ini biasanya memiliki julukan Gondorong Rinci. Lebih menariknya lagi, dalam tarian ini tidak Cuma penari saja yang bergerak, melainkan para penabuh juga ikut bergerak dan menggerakkan bagian tubuhnya terlebih kepala. Nah, dalam praktiknya sendiri, ada dua jenis pukulan yang dilakukan untuk menabuh gendrang. Pertama dengan menggunakan stik dari bambu yang dilapisi dengan tanduk kerbau. Ada juga yang menggunakan tangan, hal ini disesuaikan. Makna dan Fungsi Tari Kipas Pakarena Tari Kipas biasanya dipertunjukkan sebagai sebuah tari hiburan ataupun pada acara adat. Pandangan Tari Kipas bagi masyarakat gowa tentunya memiliki nilai tersendiri dan bahkan memiliki makna yang sangat penting. Salah satu makna tarian ini adalah sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas kebahagiaan yang telah diberikan. Nah, ungkapan rasa syukur ini ditunjukkan melalui setiap gerakan tari dalam tarian ini yang dibawakan oleh penari. Tidak hanya itu sah, namun, tarian ini juga menggambarkan sebuah ekspresi kelembutan, kesucian, kesantunan, dan kasih sayang dari para wanita. Tidak heran jika gerakan pada tarian ini begitu lembut dan lemah gemulai. Pertunjukan Tari Kipas Pakarena Dalam pertunjukkannya, tari kias akan dimainkan oleh 5 hingga 7 penari wanita. Mereka akan menggunakan pakaian adat dan nantinya akan diiringi dengan musik pengiring. Dalam praktiknya, ara penari akan menari dengan lemah gemulai sambil memainkan kipas yang ada di tangannya. Dalam setiap gerakan ini, para penari juga membawakannya dengan penuh hati-hati agar makna di dalamnya tersampaikan. Pada dasarnya, gerakan dalam tari kipas ini dibagi menjadi beberapa bagian. Hanya saja karena terlalu banyak dan hampir mirip-mirip, sehingga pola gerakan ini sulit untuk dibedakan. Tarian ini lebih didominasi dengan gerakan tangan ada saat memainkan kipas lipat. Sedangkan tangan satunya akan bergerak dengan penuh kelembutan dan lemah gemulai. Gerakan ini juga diikuti dengan gerakan langkah kaki yang seirama dengan gerakan badan dan tangannya. Dalam pelaksanaannya, Tari Kipas ini memiliki beberapa aturan pakem yang harus dipatuhi oleh setiap penarinya. Salah satu aturan yang unik dan wajib dilakukan adalah dimana para penari tidak boleh membuka mata terlalu lebar seperti yang sudah disebutkan di atas. Tidak hanya mata saja, namun para penari juga tidak diperkenankan untuk mengangkat kaki terlalu tinggi. Hal ini karena ada aspek kesopanan dan kesantunan yang sangat ditonjolkan dalam tarian ini, sehingga para penari harus benar-benar menari dengan setulus hati agar bisa berhasil. Dengan aturan pakem ini membuat para penari harus memiliki stamina yang luar biasa. Selain itu, mereka juga harus memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan agar menghasilkan sebuah gerakan yang indah, serasi dan enak untuk dilihat. Sehingga siapa saja yang menyaksikan tidak akan merasa bosan dan bahkan terpesona dengan penampilan tari ini. Pengiring Tari Pakarena Pada saat pertunjukkan Tari Kipas, biasanya penari tidak tampil sendirian. Namun, mereka akan ditemani dengan pengiring alat musik tradisional. Nah, pengiring alat musik ini disebut dengan gondrong rinci. Para gondrong rinci ini akan memainkan alat musik tradisional yang terdiri atas genderang dan seruling. Biasanya pengiring musik ini akan berjumlah antara 4 hingga 7 orang seperti yang sudah di ulas sedikit di atas. Lebih menariknya lagi, setiap pengiring akan memainkan alat musik yang sama namun dengan nada yang berbeda. Sehingga terciptalah sebuah nada yang sangat indah dan unik. Dalam tarian ini juga ada yang menarik lho. Meskipun tariannya ditarikan dengan gerakan yang lembut, namun musik yang mengiringi tarian ini memiliki tempo yang cepat. Hal inilah yang menjadi salah satu keunikan sekaligus daya tarik yang ditawarkan oleh tari ini. Karena itu, banyak wisatawan yang sangat tertarik dengan tari ini. Adanya unsur kelembutan dan kecepatan tempo musik pengiringnya membuat tari ini terlihat unik namun sangat serasi. Jika biasanya tari lembut menawarkan tempo yang pelan, maka dalam Tari Kipas hal ini tidak berlaku. Pakaian Tari Kipas Pakarena Dalam tarian ini juga menggunakan kostum sama halnya seperti tarian pada umumnya. Nah, adapun kostum yang digunakan oleh para penari saat membawakan tarian ini adalah dengan menggunakan kostum pakaian adat gowa. Para penari ini akan menggunakan baju longgar, menggunakan kain sarung khas Sulawesi Selatan dan menggunakan kain selempang. Sedangkan di bagian kepalanya akan menggunakan konde serta dihiasi dengan tusuk yang berwarna emas dan bunga untuk mempercantik hiasan rambut. Tidak hanya itu saja, namun para penari juga akan menggunakan aksesoris sebagai pelengkap. Beberapa aksesoris yang digunakan seperti kalung, gelang dan anting yang khas. Tidak lupa para penari juga akan membawa kipas lipat dengan warna yang senada sebagai atribut saat menari. Tata Rias Tari Pakarena Sebelum ara penari maju ke atas panggung, mereka akan di rias sedemikian rupa secantik mungkin. Mereka akan di rias dengan menggunakan riasan yang tebal agar terlihat lebih segar meskipun dilihat dari kejauhan. Riasan ini juga tentunya disesuaikan dengan tema pakaian dan kipas yang digunakan. Sehingga ada unsur keserasian yang tamak dari setiap wanita yang menampilkan tari ini di atas panggung. Mereka akan di rias dan menggunakan baju yang bernama baju bodo lengkap dengan aksesorisnya. Yang pastinya, ara penari akan dibuat secantik dan se anggun mungkin saat berada di atas panggung. Properti Tari Kipas Dalam tarian ini juga ada properti wajib yang digunakan oleh para penarinya. Sesuai dengan namanya, ini adalah Tari Kipas, sehingga dalam pelaksanaannya setiap penari akan membawa kipas. Kipas yang dibawa merupakan jenis kipas lipat yang memiliki ukuran yang besar. Nah, setiap penari, akan membawa kipas sebanyak dua buah yang akan diletakkan pada tangan kanan dan kirinya. Kipas ini pada umumnya memiliki warna yang cerah seperti kuning, merah, putih dan juga ungu. Karena ini adalah Tari Kipas, maka setiap penari harus benar-benar memiliki keterampilan dalam memegang kipas yang baik. Sehingga pada saat pertunjukkan bisa menampilkan tarian yang indah. Apalagi tari ini dimainkan selama 2 jam lamanya. Setting Panggung Dalam pelaksanaannya, tari kias ini hanya dimainkan oleh lima penari saja. pada dasarnya tidak ada aturan baku berapa jumlah penari yang boleh berada di atas panggung. Namun, biasanya jumlah penari hanya berjumlah lima orang. Meskipun demikian, kadang pula ditemukan jumlah penari yang ada di atas panggung sebanyak 10 orang. Padahal jumlah ini belum termasuk pengiring alat musik untuk mengiringi tari pakarena yang berada di samping kanan dan kiri panggung. Yang pastinya tidak ada atau belum ada aturan yang jelas mengenai jumlah penari yang harus menarikan tari ini. sebab, di beberapa pertunjukkan hanya ada lima namun di pertunjukan lain bisa lebih. Namun, bisa disebut bahwa minimal penari wanita berjumlah 5 agar nilai estetika dari tari bisa tersampaikan kepada penonton. Perkembangan Tari Kipas Pakarena Pada dasarnya, Tari Kipas Pakarena ini sudah ada sejak zaman dahulu. Hingga saat ini, tari ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Tari ini jika dahulu dijadikan sebagai bentuk rasa syukur, kali ini tari ini lebih banyak ditampilkan sebagai cara hiburan ataupun di upacara adat. Bahkan, saat ini tari ini sering ditampilkan di acara festival sebagai salah satu bentuk promosi daerah Gowa. Karena itu, saat ini Tari Kipas sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari gerakannya, hingga kostumnya juga sudah banyak yang di upgrade menjadi lebih baru lagi. Meskipun sudah mengalami perkembangan, namun tetap saja ciri khas dari tari ini tidak boleh ditinggalkan. Sebab, ciri khas inilah yang menjadikan tari ini begitu unik dan berbeda dengan tari yang ada di daerah lainnya. Tari pakarena adalah sebuah tari tradisional masyarakat Gowa, Sulawesi Selatan. Ini menjadi sebuah tari khas daerah yang menawarkan keindahan gerak yang lembut namun memiliki tempo yang cepat. Tari ini dibawakan oleh wanita dan pengiring musik yang membuatnya terlihat begitu unik dan tidak membosankan. Meskipun hanya sebuah tari tradisional, namun tari ini tidak kalah menarik dengan tari modern saat ini. Ada unsur keindahan yang ditampilkan dari setiap gerakan kipas yang membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa betah. Apalagi dengan lembutnya gerakan dan banyaknya pola gerak yang ditawarkan membuat tari ini semakin sempurna. Tidak seperti tari lainnya yang hanya dimainkan dalam durasi yang singkat, maka Tari Kipas pakarena tidak demikian. Tidak tanggung-tanggung, tari ini dimainkan dengan durasi yang sangat lama yakni 2 jam. Karena itu, setiap penari dituntut untuk memiliki stamina yang kuat agar berhasil membawakan tari ini dengan sempurna. Terlebih mereka juga harus memperhatikan aturan pakem seperti tidak boleh membuka mata terlalu lebar dan mengangkat kaki terlalu tinggi. inilah yang menjadi salah satu keunikan Tari Kipas pakarena yang tidak dimiliki oleh tari lainnya. Baca Juga Tari Topeng Bagaimana? Bukankah Indonesia itu sangat beragam? Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tarian tradisional yang ada di negara ini. Bahkan, setiap daerah memiliki tari tradisional lebih dari satu dan semua itu tampak cantik dan indah. Dengan informasi seputar Tari Kipas di atas semoga bisa menambah wawasan Anda dalam hal tari tradisional. Hal ini tentunya sebagai sebuah ajang untuk melestarikan tari tradisional yang saat ini sudah mulai kurang peminatnya.
\n\n \ntata rias tari kipas pakarena
TATARIAS Tata rias pada dasarnya diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian. Pada Tari Pendet ini menggunakan rias putri halus. Tari Kipas Pakarena adalah salah Tari Kipas Pakarena – Negara Indonesia adalah negara yang besar diamanatkan dalam satu negara terdapat banyak suka dan budaya yang ada didalamnya. Dari sinilah juga yang menjadikan kesenian di Indonesia juga beranekaragam salah satunya dalam bidang Tari. Ada banyak sekali Tari tradisional di Indonesia yang sangat cantik dan menawan saat dimainkan. Salah satunya Tari kipas. Pernahkah anda menyaksikan pertunjukan tari ini dan tahukah anda jika Tari inu berasal dari daerah Gowa Sulawesi Selatan. Bicara soal Tari ini sesuai dengan namanya dalam pertunjukan nya setiap penari akan membawa kipas sebagai atribut utama dalam tari. Tari ini juga sangat indah dimana setiap gerakannya dibawakan dengan lemah gemulai dan anggun. Nah, untuk anda yang ingin belajar tentang tarian kipas kali ini kami akan menjelaskan rinci mengenai tarian kipas asal Sulawesi Selatan ini. Apa Itu Tarian Kipas Tari kipas Pakarena merupakan ekspresi kesenian masyarakat Gowa yang sering dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata Sulawesi Selatan. Dalam bahasa setempat “Pakarena” Berasal dari kata “karena” Yang memiliki arti “main”. Tarian ini sudah menjadi Tardisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan bekas kerajaan Gowa. Tidak ada yang tahu Persis sejarah tarian ini namun menurut mitos Tarian Pakarena berawal dari kisah perpisahan antara penghuni boring langi negri khayangan dengan penghuni lino bumi pada zaman dahulu konon sebelum berpisah penghuni boring selangi sempat mengajarkan bagaimana cara menjalani hidup, bercocok tanam, berternak, dan berburu kepada penghuni lino, melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Selanjutnya, gerakan-gerakan itu pula yang dipakai penghuni limo sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada penghuni boring langi. Ekspresi kelembutan akan banyak terlihat dalam gerakan tarian ini, mencerminkan karakter perempuan Gowa yang sopan, setia, patuh, dan hormat terhadap laki-laki pada umumnya khususnya terhadap suami. Tarian ibu sebenernya terbagi dalam 12 bagian meski agak susah dibedakan oleh orang awam karena pola gerakan pada suatu bagian cenderung mirip dengan bagian lainnya. Tapi setiap pola mempunyai maknanya sendiri. Seperti gerakan duduk yang menjadi tanda awal dan akhir pementasan tarian Pakarena. Gerakan berputar searah jarum jam melambangkan siklus hidup manusia. Sementara gerakan naik turun mencerminkan roda kehidupan yang kadang berada dibawah kadang di atas. Tarian kipas Pakarena memiliki aturan yang cukup unik dimana penarinya tidak diperkenalkan membuka matanya terlalu lebar sementara gerakan kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini biasanya berlangsung selama 2 jam jadi penarinya dituntut memiliki kondisi fisik prima. Sementara itu tabuhan gandrang Pakarena yang disambut dengan bunyi tiup-tiup atau seruling akan mengiringi gerakan penari. Gemuruh hentakan gandrang Pakarena yang berfungsi sebagai pengatur irama dianggap sebagai cermin dari watak kaum lelaki Sulawesi Selatan yang keras. Sebagai pengatur irama musik pengiring, pemain gandrang harus paham dengan gerakan tarian Pakarena. Kelompok pemusik yang mengiringi tarian ini ini biasanya berjumlah tujuh orang dan dikenal istilah Gondrong Rinci. Tidak hanya penari saja yang bergerak, penabuh gandrang juga ikut menggerakkan bagian tubuhnya terutama kepala. Ada dua jenis pukulan yang dikenal dalam menabuh gandrang yaitu menggunakan stik atau bambawa yang terbuat dari tanduk kerbau dan menggunakan tangan. Sejarah Tarian Kipas Tari kipas merupakan sebuah tarian yang berasal dari daerah Gowa Sulawesi Selatan. Didaerah ini nama tarian ini memiliki nama tarian kipas Pakarena. Dalam bahasa setempat kata Pakarena berasal dari kata “karena” yang memiliki makna main. Adapun tarian ini sendiri sudah menjadi tarian tradisional dari masyarakat Gowa yang notabene nya merupakan bekas kerajaan Gowa. Bicara soal sejarahnya tidak ada yang tahu persis mengenai sejarah tari ini. Namun ada sebuah mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat mengenai asal-usul tari kipas ini. Konon katanya tari ini berasal dari sebuah perpisahan yang terjadi antara botong langit atau negeri khayangan dengan penghuni limo atau bumi pada zaman dahulu. Sebelum berpisah konon katanya penduduk boring langit sudah mengajarkan bagaimana cara hidup dibumi yang baik. Mulai dengan berternak, bercocok tanam, hingga berburu pada para penghuni limo. Mereka mengajarkan melalui gerakan tangan dan gerakan kaki. Nah dari gerakan kaki dan tangan inilah membuat para penghuni limo menjadikan itu sebuah ritual. Ritual ini digunakan sebagai sebuah bentuk untuk mengungkapkan rasa syukur yang diberikan kepada para penghuni botong langit. Dari sinilah lahir yang namanya tari kipas. Tari ini dalam setiap gerakannya mengandung ekspresi kelembutan. Hal ini mencerminkan sebuah karakter dari perempuan Gowa yang setia, sopan santun, patuh dan hormat kepada para lelaki lebih khusus kepada suaminya. Pada dasarnya tari kipas dibagi menjadi 12 bagian. Hanya saja tari ini sangat susah untuk dibedakan terlebih bagi orang awam karena gerakannya yang cenderung mirip-mirip. Nah setiap pola gerakan pada tari ini juga memiliki makna sendiri. Sebagai contoh saat para penari sedang dalam gerakan duduk akan hal ini menjadi tanda awal dan akhir dari pementasan tari kipas ini. Sedangkan untuk gerakan berputar searah jarum jam memiliki makna siklus hidup manusia. Untuk gerakan naik turun juga memiliki makna bahwa kehidupan yang berjalan kadang dibawah dan kadang diatas dan untuk gerakan berputar searah jarum jam memiliki makna siklus kehidupan manusia. Tarian ini juga memiliki aturan yang cukup unik. Para penari tidak boleh membuka mata terlalu lebar saat menari dan gerakan kaki yang tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Padahal tari ini berlangsung selama 2 jam dan mereka dituntut harus memiliki fisik yang prima. Sedangkan untuk alunan pengiring tarian ini menggunakan tabuhan gendang dan seruling untuk mengiringi setiap gerakan tarian para penari. Ada juga gemuruh heaka yang digunakan untuk mengatur yang dianggap sebagai sebuah cerminan atau watak dari seorang lelaki Sulawesi Selatan yang keras. Adapun untuk jumlah pemusik ada tarian ini juga unik dimana mereka hanya dibatasi tujuh orang saja. Nah orang-orang ini biasanya memiliki julukan Gondrong Rinci. Lebih menariknya lagi dalam tarian ini tidak cuman penari saja yang bergerak melainkan para penabuh juga ikut bergerak dan menggerakkan bagian tubuhnya terlebih kepala. Nah dalam praktiknya sendiri ada dua jenis pukulan yang dilakukan untuk menabuh gendrang. Pertama dengan menggunakan stik dari bambu yang dilapisi dengan tanduk kerbau. Ada juga yang menggunakan tangan hal ini disesuaikan. Makna Dan Fungsi Tari Kipas Pakarena Tari kipas biasanya dipertunjukkan sebagai sebuah tarian hiburan ataupun pada acara adat. Pandangan tari kipas bagi masyarakat Gowa tentunya memiliki nilai tersendiri dan bahkan memiliki makna yang sangat penting . Salah satu makna tarian ini adalah rasa syukur atas kebahagiaan yang telah diberikan. Nah ungkapan rasa syukur ini ditunjukkan melalui setiap gerakan tari yang dibawakan oleh penari. Tidak hanya itu saja namun tarian ini juga menggambarkan sebuah ekspresi kelembutan, kesucian, kesantunan, dan kasih sayang dari para wanita. Tidak heran jika gerakan pada tarian ini begitu lembur dan lemah gemulai. Pertunjukan Tari Kipas Pakarena Dalam pertunjukan nya tari kipas akan dibawakan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita. Mereka akan menggunakan pakaian adat dan nantinya akan diiringi dengan musik pengiring. Dalam praktiknya para penari akan menari dengan lemah gemulai sambil memainkan kipas yang ada di tangannya. Dalam setiap gerakan ini para penari juga membawakannya dengan penuh hati-hati agar makna didalamnya tersampaikan. Pada dasarnya gerakan dalam tari kipas ini dibagi menjadi beberapa bagian. Hanya saja karena terlalu banyak dan hampir mirip-mirip sehingga pola gerakan ini sulit untuk dibedakan. Tarian ini lebih didominasi dengan gerakan langkah kaki yang seirama dengan gerakan badan dan tangannya. Dalam pelaksanaan nya tari kipas ini memiliki beberapa aturan pakem yang harus dipatuhi oleh setiap penarinya. Salah satu aturan yang unik dan wajib dilakukan adalah dimana para penari tidak boleh membuka mata terlalu lebar seperti yang sudah disebutkan diatas. Pakaian Tari Kipas Pakarena Dalam tarian ini juga menggunakan kostum sama halnya seperti tarian pada umumnya. Nah Adapun kostum yang digunakan oleh para penari saat membawakan tarian ini adalah menggunakan kostum pakaian adat Gowa. Para penari ini akan menggunakan baju longgar menggunakan kain sarung khas Sulawesi Selatan dan menggunakan kain selempang. Sedangkan dibagian kepalanya akan menggunakan konde serta dihiasi dengna tusuk yang berwarna emas dan bunga untuk mempercantik hiasan rambut. Tidak hanya itu saja namun para penari juga akan menggunakan aksesoris sebagai pelengkap. Beberapa aksesoris yang digunakan seperti kalung, gelang, dan anting khas. Tidak lupa para penari juga akan membawa kipas lipat dengan warna yang senada sebagai atribut. Tata Rias Tari Kipas Pakarena Sebelum para penari maju ke atas panggung mereka akan dirias sedemikian rupa secantik mungkin. Mereka akan dirias dengan menggunakan riasan tebal agar terlihat lebih segar meskipun dilihat dari kejauhan. Riasan ini juga tentunya disesuaikan dengan tema pakaian dan kipas yang digunakan. Sehingga ada unsur keserasian yang tamak dari setiap wanita yang menampilkan tari ini diatas panggung. Mereka akan dirias dan menggunakan baju yang bernama baju bodo lengkap dengan aksesoris nya. Yang pastinya para penari akan dibuat secantik dan seanggun mungkin saat berada dipanggung. Properti Tari Kipas Dalam tarian ini juga ada properti wajib yang digunakan oleh para penari nya. Sesuai dengan namanya ini adalah Tari kipas sehingga dalam pelaksanaan nya setiap penari akan membawa kipas. Kipas yang dibawa merupakan jenis kipas lipat yang memiliki ukuran yang besar. Setiap penari akan membawa kipas sebanyak dua buah yang dipegang tangan kanan dan kiri penari. Kipas ini pada umumnya memiliki warna yang cerah seperti kuning, merah, putih dan ungu. Setting Panggungnya Dalam pelaksanaan nya Tari kipas ini hanya dimainkan oleh lima penari saja. Pada dasarnya tidak ada aturan baku berapa jumlah penari yang boleh berada diatas panggung. Namun biasanya jumlah penarinya hanya berjumlah 5 orang meskipun demikian kadang pula ditemukan jumlah penari yang ada diatas panggung sebanyak 10 orang. Padahal jumlah ini belum termasuk pengiring alat musik untuk mengiringi tari Pakarena yang berada disamping kanan dan kiri panggung. Perkembangan Tari Kipas Pakarena Pada dasarnya tari kipas Pakarena ini sudah ada sejak zaman dahulu hingga saat ini tari ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Gowa Sulawesi Selatan. Tari ini jika dahulu dijadikan sebagai bentuk rasa syukur kali ini tari ini lebih banyak ditampilkan sebagai cara hiburan ataupun di upacara adat. Bahkan saat ini tari ini sering ditampilkan di acara festival sebagai salah satu bentuk promosi daerah Gowa. Karena itu saat ini tari kipas sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari gerakannya hingga kostumnya juga sudah banyak yang di upgrade menjadi lebih baru lagi. Meskipun sudah mengalami perkembangan namun tetap saja ciri khasnya tidak boleh ditinggalkan sebab ciri khas inilah yang menjadikan tari ini begitu unik dan berbeda dengan tari yang ada didaerah lainnya. Tari Pakarena adalah sebuah tari tradisional masyarakat Gowa Sulawesi Selatan. Ini menjadi sebuah tari khas daerah yang menawarkan keindahan gerak yang lembut namun memiliki tempo yang cepat. Tari ini dibawakan oleh wanita dan pengiring musik yang membuatnya terlihat begitu unik dan tidak membosankan. Meskipun hanya sebuah tari tradisional namun tari ini tidak kalah menarik dengan tari modern saat ini. Ada unsur keindahan yang ditampilkan dari setiap gerakan kipas yang membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa betah. Apalagi dengan lembutnya gerakan dan banyak nya pola gerak yang ditawarkan membuat tari ini semakin sempurna. Tidak seperti tari lainnya yang hanya dimainkan dalam durasi yang singkat maka tari kipas Pakarena ini tidak demikian. Tidak tanggung-tanggung tari ini dimainkan dengan durasi yang sangat lama yakni 2 jam. Maka demikian lah penjelasan mengenai tarian khas Sulawesi Selatan ini dengan sebutan tari kipas yang dibawakan dengan sangat menawan nan indah. Semoga bermanfaat. Originally posted 2020-05-11 001904. 4H03Ha.
  • 28obp3rcvw.pages.dev/115
  • 28obp3rcvw.pages.dev/109
  • 28obp3rcvw.pages.dev/465
  • 28obp3rcvw.pages.dev/469
  • 28obp3rcvw.pages.dev/11
  • 28obp3rcvw.pages.dev/481
  • 28obp3rcvw.pages.dev/187
  • 28obp3rcvw.pages.dev/248
  • tata rias tari kipas pakarena