Puisisantri untuk orang tua dan gurunya. Video diambil dari kegiatan dan keseharian santri TKQ TPQ MIFTAHUL HUDA 2 BAYASARI. Sangat beruntunglah mereka karena memiliki orang tua yang sangat - Hari Santri Nasional diperingati pada tanggal 22 Oktober yang peringatannya diawali oleh usulan masyarakat pesantren untuk mengingat, mengenang, dan meneladani perjuangan kaum santri yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Usulan tersebut menuai polemik karena berbagai alasan, salah satunya adalah kekhawatiran terjadinya polarisasi. Dilansir dari laman NU, penetapan Hari Santri Nasional di tanggal 22 Oktober dilakukan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015. Keputusan Presiden tersebut didasari oleh 3 pertimbangan. Pertama, masyarakat pesantren dan ulama memiliki peran besar dalam membantu perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, peringatan Hari Santri tersebut ditujukan untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalma membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga untuk membangun semangat untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Ketiga, pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri didasarkan pada seruan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 di mana para santri dan ulama dari pondok pesantren menyerukan kepada setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Awalnya, Presiden Joko Widodo telah menyetujui Hari Santri untuk jatuh pada tanggal 1 Muharram, tetapi PBNU mengusulkan untuk menggantinya menjadi tanggal 22 Oktober untuk memperingati peristiwa sejarah Resolusi Jihad tersebut. Resolusi Jihad sendiri berisi tiga fatwa yang dikeluarkan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yaitu Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah wajib fardhu ain bagi tiap-tiap orang Islam yang mungkin, meskipun bagi orang fakir. Hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh NICA serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid. Hukum untuk orang yang memecah persatuan kita sekarang ini, wajib dibunuh. Banyak cara yang biasa dilakukan dalam rangka memperingati Hari Santri, salah satunya adalah dengan membuat puisi-puisi bertema Hari Santri. Budaya sastra erat kaitannya dengan budaya pesantren dan para santri. Hal ini terlihat dari banyaknya ulama-ulama yang juga merupakan seorang sastrawan seperti KH A. Mustofa Bisri atau Gus Mus, KH Abdul Hamid Pasuruan, dan Kyai Asad. Dilansir dari laman Kemenag, pada Muktamar Sastra 2018 di Pondok Pesantren Salafiyah Situbondo, Gus Mus menyampaikan pidato kebudayaan yang mengatakan bahwa sastra adalah makanan sehari-hari bagi orang pesantren dan pesantren banyak melahirkan sastrawan. Contoh Puisi-Puisi Hari Santri Dilansir dari buku Antologi Puisi Sajak Santri, berikut adalah contoh puisi-puisi bertema BersaksiOleh Nur AnnisaBiarkan semua bersaksiMereka bukanlah orang suciYang diturunkan dari surgawiBukan pula selalu sabarYang tak pernah mengumpat pada takdirPun bukan orang muliaYang tak pernah menggores lukaBiarkan semua bersaksiDi saat setiap mulut terkunciOleh setiap hijaiyah yang terucapyang tertoreh ataupun termemoriDemi Sang Peluki mega senjaDemi Sang Penerbit suryaDemi Sang Penabur gugusan bintangDemi Sang Pemendar kilau rembulanBiarkan semua bersaksiDi hari peradilan di depan mizanTak terelakkanMereka pada pemburu hakikat kebenaranDari setiap ukiran tinta pada jilid-jilid lembaranDari kalam-kalam pemberi peringatanDari bait-bait sajak nyanyian kerinduanBiarkan semua bersaksiMewakili getir tatihan langkah kaki...Kalam Al-HudaOleh Siti RahmahAkan kalam yang tiada serupaOleh lisan yang mengejaMenyeruak rasa menjamah sanubariMeneteskan bulir suciMenjawab kerumpangan teka-tekiPada pencarian jati diriSantri SejatiOleh MasriyahMenjadi santriTak sekedar mengemban amanah keilmuwanTak sebatas pada gelar keduniawianPun tak selalu melulu soal keteguhan dan perjuanganLebih dari itu...Menjadi santriBerarti menjadi air di tengah sahara ummatMenjadi arunika selepas gelap malamnya masyarakatModal ilmu saja tidak cukupAkhlak dan adab wajib melekatItulah definisi...Santri sejati...Santri syurgawi...Baca juga 22 Ucapan Selamat Hari Santri 2022 yang Penuh Semangat & Doa Cara Memperingati Hari Santri 2022 Doa Bersama hingga Pawai Contoh Puisi, Pengertian dan Unsur-Unsur untuk Membuatnya - Pendidikan Kontributor Muhammad Iqbal IskandarPenulis Muhammad Iqbal IskandarEditor Dhita Koesno Berikutini beberapa karya terbaik kreasi para santri yang dituangkan untuk mencurahkan kerinduannya kepada ibu mereka,berupa beberapa untaian puisi yang dipersembahkan untuk sang ibu tercinta. MALAIKAT TANPA SAYAP. Oleh : Meisy Triana Dewi. Tunjukanlah tunjukanlah kepadaku. Dimana letak perhatian yang lebih besar. Contoh Puisi Tentang Hari Santri Nasional Tahun 2022. Dok. KemenagSelamat Hari Santri Nasional Tahun 2021!Alhamdulillah, ya, 22 Oktober Tahun 2022 akan segera menyapa sekaligus mengabarkan kepada kita bahwa sekaranglah saatnya peringatan Hari Santri Nasional yang kelima belum ada yang namanya Hari Santri. Padahal sudah sejak lama mereka berkontribusi untuk agama serta pembangunan umat dan negara. Sudah sejak sebelum kemerdekaan Indonesia memasuki tahun 2015, akhirnya turunlah KEPPRES No. 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Sedangkan peringatan pertama kali digelar pada 22 Oktober Barakallah. Indonesia sudah mengakui santri sebagai salah satu pelopor kemajuan daripada itu, peran santri dan pondok pesantren pula diharapkan dalam berkontribusi maksimal serta mewujudkan Indonesia Emas Tahun di tahun 2022 ini? Sayangnya kita masih berkutat dengan pandemi. Meski begitu, tema peringatan Hari Santri Nasional kali ini sangat menarik, yaitu "Santri Siaga Jiwa dan Raga".Lebih menariknya lagi, logo Hari Santri Nasional tahun 2021 kemarin juga punya kesan inspiratif nan Logo Hari Santri Tahun 2021. Dok. KemenagPemerintah melalui Kementerian Agama mengungkapkan bahwa, berbagai ukiran logo HSN tahun 2021 melambangkan Ibadah Sholat, Sujud, Kebersamaan, Semangat, dan warna-warni dalam logo HSN menegaskan luapan semangat dan kolaborasi santri untuk mengabdi kepada negeri dan Ilahi pada kesempatan kali ini, ingin menghadirkan beberapa bait puisi tentang Hari Santri puisi Hari Santri Nasional 22 Oktober Tahun 2022 ini ditulis dengan padat, pendek, serta menginspirasi santri untuk siaga jiwa dan langsung disimak saja yaContoh Puisi Hari SantriContoh Puisi Hari Santri. Dok. KemenagPuisi 1 Pamitku untuk Menuntut IlmuFajar belum lama menyapa, tapi ternyata koperku sudah penuh. Sejumput pakaian kubawa pergi. Sedangkan ransel ini penuh dengan catatan kosong tanpa kujadikan buku catatan ilmu saat di pesantren nanti. Al-Quran, hadis, kitab kuning, Ihya Ulumuddin, Bahasa Arab. Lalu…apa sudah siap meninggalkan ramainya ruang dan Bunda sudah menyiapkan sekarpet telur dan berkardus-kardus mi. Aku sudah siap untuk sementara untuk mengetuk pintu Ilahi. Mengenakan sarung, tampil dengan rapi. Bukan tentang tampan dan cantik, tapi kerendahan dan Bunda;Pamitku hari ini adalah untuk menuntut ilmu. Sapu tangan sudah kepalang basah tetapi aku tidak yakin akan bahagia belajar Nahwu Shorof. Ayah dan Bunda pasti bangga ketika aku mampu membaca huruf hari ini untuk menuntut ilmu. Di tempat yang sederhana. Penuh berkah. Penuh ilmu. Juga tuntutan adab seraya berakhlak dan Bunda;Aku memohon doa dan ridho Allah dari kedua tengadah tangan kalian. Bukan sekadar ilmu kaya badan, tapi juga ilmu kaya lain ialah sebagai bekal supaya kita bisa bersama-sama di surga. Ozy V. AlandikaPuisi 2 Santi Siaga Jiwa RagaJadilah santri yang siagaYaitu mereka yang siap berjihad di jalan-NyaSantri yang peduli dengan keluargaSantri yang mau membela negaraJadilah santri yang siagaYang berjuangnya tidak setengah rayaYang upayanya murni setulus jiwaEnggan mengeluh, apalagi murung dalam dukaSantri siaga jiwa dan ragaKuat dalam Islam, iman dan akhlak muliaBerjuang bersama menuju takwaPeduli akhirat namun tidak melupakan duniaJadilah santri siaga jiwa ragaDoakan yang terbaik sepenuh hati setulus jiwaBukan hanya untuk diri, keluarga dan agamaTapi juga untuk Indonesia maju menuju jayaKarya Ozy V. AlandikaPuisi Hari Santri 22 Oktober, Pendek dan MenginspirasiPuisi Santri 22 Oktober, Pendek dan Menginspirasi. Dok. KemenagPuisi 3 Anak Pesantren BerkaryaJangan kau kira anak pesantren tak punya karyaSungguh mereka benar-benar dalam berupayaTidak hanya mengaji, beribadah, dan berdoaTapi juga berusaha menggapai cita-cita negaraDua puluh dua Oktober pengakuan itu tibaKarena santri akan berperan mewujudkan Indonesia emasJauh dari orang tua dan keluarga tidak sedikit pun mendatangkan ibaKarena kisah duka Bumi Pertiwi akan membuat kita lemasAnak pesantren punya banyak karyaTidak hanya nasional tapi juga menduniaMenegakkan resolusi jihad adalah yang utamaJuga tak pernah lelah berkontribusi untuk negaraAnak pesantren punya karyaJangan kau pandang mereka sebelah mataAnak pesantren punya karyaApresiasilah mereka selagi kau bisaKarya Ozy V. AlandikaPuisi 4 Sarung Menuju SurgaSarung itu tampak kusam. Sungguh sudah sangat lama dipakai. Sudah berkali-kali dicuci. Senantiasa menemani santri yang terlelap hingga bangun tahajud, dia ada. Saat membaca Al-Quran, dia tersedia. Saat aku jauh dari orang tua, dia mendampingi. Dan saat aku bermain, dia terjemur rapi seraya melambai kepada saat itu dia menyapa kepada sang surya agar cahayanya semakin terik. Sarung ingin dirinya segera mengering. Dia ingin kembali ke pangkuan belum menemaninya belajar Bahasa Arab. Kitab fikih belum dia dekati. Belum pula dengan shalawat seterusnya ingin dekat dengan santri. Menemani dalam fastabiqul khoirot. Menggaungkan amar ma’ruf nahi dia ingin menjadi saksi. Sarung yang akan ikut mengaku bahwa santrinya layak menuju Ozy V. AlandikaPuisi 5 Aku Bangga Menjadi SantriAku bangga menjadi santriJauh dari keluarga tak menjadikanku sepiAku bahagia belajar dan mengajiAku ceria bershalawat kepada NabiAku bangga menjadi santriMenuntut ilmu menggapai ridho IlahiKeterbatasan bukan alasanku untuk bermurung diriKarena ada harapan kedua orang tua yang tertancap di sanubariAku bangga menjadi santrikarena santri juga harapan negeriTidak sekadar jihad tidak juga resolusiTapi bersatu wujudkan impian Bumi PertiwiSantri berusaha setiap hariMencuci baju, setrika, bahkan masak sendiriMereka sejak kecil diajar mandiriUntuk bekal berdakwah dan bersafariDoakanlah yang terbaik untuk santriKarena mereka adalah harapan NusantraJadikan sabar dan sholat sebagai bekal diriLalu siapkan tenaga untuk mengabdi kepada negaraKarya Ozy V. Alandika**Hamdulillah! Demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang beberapa contoh puisi tentang Hari Santri Nasional 22 Oktober tahun momentum bahagianya para santri kali ini, mari kita apresiasi, dukung, dan doakan yang terbaik untuk para ya, kumpulan puisi Hari Santri di atas boleh kalian bagikan ke media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, hingga itu, puisi Hari Santri yang menginspirasi juga cocok untuk dibacakan pada kegiatan peringatan HSN Tahun Santri Day 2022!
Puisi5: Aku Bangga Menjadi Santri. Aku bangga menjadi santri Jauh dari keluarga tak menjadikanku sepi Aku bahagia belajar dan mengaji Aku ceria bershalawat kepada Nabi. Aku bangga menjadi santri Menuntut ilmu menggapai ridho Ilahi Keterbatasan bukan alasanku untuk bermurung diri Karena ada harapan kedua orang tua yang tertancap di sanubari
"Pengabdian"Sampai kapanpun, ada satu hal yang akan selalu ku pertahankanhingga usia takdzim kepada yang mengabdikan dirinya demi ilmuMenebar cahaya tanpa peduli waktuMenanamkan cinta, dalam setiap waktuYang mengajar ikhlas tanpa berharap balasYang memberi tanpa menuntut kembaliMenjadi inspirasi ratusan santriUntuk terus kembangkan rindu rindu dengan ketegasannya,Kesabarannya, semangatnya, humornya dan kerendah hatinya,Tak ada yang dapat menghitung apa yang beliau seringkali diri ini berulah, kau tetap menghadapiku dengan diriku yang penuh dengan banyak kagum untuk diutarakanAkan teduh wajahmu yang membawa kedamaianSatu hal yang pasti,Sekarang dan selanjutnya,tugasku hanya satu, menjadi kebaikan di manapun berada,Menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnyaDemi menjaga keutuhan IndonesiaEntahlah apakah aku mampu, tapi aku akan tetap mencobaKarena aku tahu, doamu akan selalu ustadzku, tanpa jasamu, apa dayaku kiniBanjarmasin, 12 Juni 2021"Pesantren Ku"Tugasmu begitu muliadi atas tanahmu, banyak tangan menengadah berdoaterpancar sinar-sinar ilahikau bak air yang mengalirkan hidayah dan rahmat untuk para santriPesantrenkuPancasila dalam rangkulmu, Toleransi sikapmu,mengaji kebiasaanmu,persatuan Indonesia prinsip semangatmuPesantrenku,Keberagaman kau mulyakanilmu sebagai nafas kehidupanKyai dan ustadz-ustadzah sebagai suri taladanSuara Al-Qur'an selalu kau gemakanPesantrenku,Kau membuat silau, kesederhanaan saja dapat membuat para santri bahagiapadahal banyak insan bersusah payah mencari bahagia padahal segalanya ada padanyasungguh indah Pesantrenku mengajari bersyukur mengharap ridho-NyaBanjarmasin, 12 Juni 2021"Puisi Santri"Sederhana bajukumembara semangatkucahaya kesejukan jiwa selalu kuburudi atas sajadah, dan dzikirkudzikir yang selalu membuatku berfikiraku adalah seorang fakirfakir ilmu yang harus terus belajar tanpa akhiruntuk mendapatkan ridho kepada sang Al Mutakabbirbanyak kerabatsuka dan duka selalu terseratkasih dan sayang ku rawatmenjadi insan yang mandiri dan kuatJalanku selalu dipanduoleh lentera yang dibawa ustadz/ah kuaku bersyukur pada-MUOh, Tuhan ku yang tiada bosan memperhatikankuBanjarmasin, 12 Juni 2021"Maafkan Aku Pondok Ku"Di atas tanah yang penuh berkahbertaburan doa para santri Daarul IshlahAku berdiri menatap diritertawa dalam kebodohan tanpa artiMelangkah dalam keangkuhan tanpa rendah hatiberkata sami'na wa ata'na tapi bertindak tanpa bukti nyatapadahal aku santri yang dilahirkan ditanah iniDesa Batu Meranti,Maafkan aku daarul ishlah ku, yang lupa ungkapan terimakasihkuTak menghayati niat dan tujuanku dibesarkan dipesantren inimembiarkan airmata ibu dan tetesan keringat perjuangan ayah maafkan daarul ishlahku, aku tahu engkau berduka, apabila memandang kelakuanku yang bersebrangan dengan prinsip kesantrian yang engkau tanamkanaku tahu engkau terluka apabila memandang diriku yang terkapar tak berdaya menghadapi perkembangan zamanWahay diriku yang berdosakembalilah kefitrah manusia dengan segunung penyesalankarena Allah memaafkan hamba-hamba pendosawahay diriku yang ternoda, tanamkan lah dengan kuat dalam jiwabahwa naluri santri menyatu dengan raga mengalir dengan darahTerimaksih daarul Ishlah, tlah mengajariku berjuta-juta ilmu dan bergunung-gunung pengalamanAku yakin,Bahwa santri itu indaaah, mengayomi umat, menebar rahmatBanjarmasin, 11 Juni 2021
Kumpulanpuisi hari santri nasional terbaik Yuk, baca kumpulan pantun nasehat orang tua ini agar hid Ilustrasi puisi hari santri nasional. Foto PexelsPuisi Hari Santri NasionalIlustrasi puisi hari santri nasional. Foto UnsplashSantri harapan bangsaPenerus para ulamaPembela agamaPemersatu umat di nusantaraHati yang begitu suciDi dalam terdapat jiwa Qur'aniUntuk selalu mengimaniKepada Ilahi RobbiKeinginan untuk berusahaSetia semangat yang luar biasaDemi menjadi santri yang bergunaUntuk menegakkan bangsa dan NegaraDitengah malam yang begitu sunyiKau terbangun sendiriUntuk melakukan sembahyang kepada Allahu RabbiAgar mendapat ridho kelat di akhir nantiPengorbanan yang kau berikanDemi kehidupan di masa depanRela menahan sebuah kerinduanYang ingin selalu berada di kampung halamanKau tak pernah lelahDalam bermurojaahAgar hidup menjadi sejarahKepada jalan yang cerahPerjuanganmu begitu beratTetapi kau lalui dengan semangat dan kuatAgar menjadi santri yang bermanfaatWahai para santri!Marilah kita berkaryaDalam hal yang luar biasaUntuk membangun IndonesiaAgar menjadi sejahteraSantri bagaikan mentariDengan keimanan di dalam hatiYang akan menyinari negeri ini Terpancar dalam sanubari Dan kesungguhan dalam mempertahankan NKRIWahai para santri!Dengan rasa semangat yang kita bangkit bersama Meskipun jauh dari orang tua Tapi buktikan kita bisa mencapai cita-cita Dan menjadi pribadi insan yang muliaWahai santriKau laksana cahayaSeperti di dalam lentera Yang akan menyinari seluruh IndonesiaBahkan sampai ke penjuru duniaPingitmu manis merah jambu terunyu khusus tuan rumah Tak dusta juga tak bayangan ...Apakah nyata???Mula pucuk nan manggil lucu Tumbuh besar bunga mawar merahYa semua memang nyata Harum semerbak tiada dua Tangkai kuat pula teguhPupuk subur nan makmurDuri penguat diri dari bisikan hati yang kisah...Perumpamaan...Sajak sendu…Kata pilu…Dari kami seorang takkan pudarBahagiaIni dan ituDisini juga disana Serat kata sapa menyapaRuang hati menghampiri hari-hariSenyum tawanya menampar rasa cintaMenggelora asmara pada aturanAkrabnya waktu pada jiwa-jiwa peradabla rusuk semesta harapan kehidupanRumahnya saja berlebur emasIsinya Pun berlapis perakSepahinya beralas kacaHingga terpapar karpet merah alas jalan...Anggunnya sang tuan melangkahTertata cantik rapi alur ceritaAlur cerita tentang kamiTentang hidup kami ini ...Di pelupuk mata yang berat menahan kantukKau korbankan pikiranTenaga ...Agar bisa menerbitkan suatu karyaKelakkan dipuji pintarDipuji hebatSukses dalam segala halJiwa ini ...Kau beri ketenangan melalui lisanmuKau beri keindahan melalui karyamuKau beri kehebatan melalui keringatmuTanpa meminta imbalanWalau hanya sepintas do' pekarya tanpa meminta gelar pencipta."Diksi-diksi ini memang inginkuBoleh dinikmati dan silakan dibenciTapi, jangan acak-acak nurani karyaku"CoretsyavKetika goresan tinta memenuhi kertas putihDengan segenap tekad yang menjalar bersihSemangat menuntut ilmu diraih dengan gigihWalau keringat bercucuran tak kenal letihBagaikan bulan yang menyinari bumiMenyalurkan kehangatan di malam yang sunyiSebuah insan dengan akhlak budi pekertiMengerahkan jiwa raga untuk kesatuan NKRISuatu insan yang memiliki makna sejatiDengan Iman, Islam, dan Ihsan yang terpatri dalam hatiSebuah nama yang terukir dalam sanubariDialah SANTRI, masa depan kebanggaan negeriIlustrasi puisi hari santri nasional. Foto UnsplashAdzan subuh telah dikumandangkanLantunan ayat suci Al-Qur'an yang begitu menyenangkanPertanda sang fajar menggantikan sinar rembulanMenyejukkan hati, menjernihkan pikiranKulangkahkan kaki tanpa keraguanDengan semangat jiwa yang menggelegarHati ini kumantapkan pada jalan kebenaranDengan penuh keikhlasan tiada paksaanKugerakkan anganku untuk menjadi kenyataanMenimba ilmu guna meraih tahta di masa depanMeraih kesuksesan dengan penuh keyakinanTanpa ingkar atas segala nikmat yang Tuhan berikanAku bangga menjadi seorang santriAku bahagia dalam mencari ilmu dan mengajiJauh dari orang tua dan keluarga tak menjadikanku sepiItu pun untuk masa depanku nantiJadi santri tidaklah sulit untuk masa kiniDi mana santri harus beraktivitas setiap hariDalam mencari ilmu yang pastiDan berijtihad di dalamnya dengan setulus hatiAku bangga menjadi santriKarna santri harapan negeriMenuntut ilmu kepada ridha sang IlahiDan punya wawasan yang tinggiIkhlasku menjadi santriMengabdi pada agama dan negeriMemantapkan hatiDi jalan sang IlahiKetika zaman semakin gilaPeraturan sudah dianggap tiadaSantri akan tetap setiaMeluruskan setiap pertentangan yang adaIkhlasku mengabdi pada negeriMeski rintangan tak mau menepiHanya Allah lah sangat penyemangat hati Puisitermasuk jenis karya sastra yang cukup digemari banyak orang. Puisi untuk ibu di hari ibu yang sedih. Tentu untuk menunjukan rasa cinta kita pada ibu kita. Puisi tentang kedua orang tua ini aku persembahkan untuk mereka yang sangat aku sayangi. Salah satu contohnya adalah puisi 1 bait dan puisi 21 baris berjudul ibu, makna. Puisi ibu Home » PPNIjunior » Kumpulan Puisi, Persembahan Untuk Ibu I Kerinduan Seorang Santri Ibu adalah sosok manusia paling berjasa dikehidupan kita,sosok ibu layaknya malaikat yang selalu memberikan kasih sayang dan cinta tulus terhadap keluarga ,terutama anak anaknya. Pada peringatan hari ibu tahun ini para santri diberi kesempatan untuk menuangkan bakatnya dibidang karya cipta dengan diadakan sebuah perlombaan "Cipta Puisi Spesial Hari Ibu DINI Dunia Imajinasi Nurul Ihsan". Berikut ini beberapa karya terbaik kreasi para santri yang dituangkan untuk mencurahkan kerinduannya kepada ibu mereka,berupa beberapa untaian puisi yang dipersembahkan untuk sang ibu tercinta. MALAIKAT TANPA SAYAP Oleh Meisy Triana Dewi Tunjukanlah… tunjukanlah kepadaku… Dimana letak perhatian yang lebih besar Selain perhatian dari seorang ibu… Dimana adanya sumber kasih sayang yang lebih tulus Selain kasih sayang dari seorang ibu.. Dimana ada pengorbanan yang lebih pedih Selain pengorbanan seorang ibu IBU.. Harus dengan apa aku membalas semua jasa jasamu.. Bila harus membopongmu kemana mana aku siap ibuu.. Sekalipun harus menyuapimu.. melayani setiap hari.. Sekalipun harus ku berkorban jiwa ragaku.. Aku sanggup ibu.. Aku sanggup TUHAN… Andai aku tau kapan senyum terakhirnya… Akan ku buat itu sebagai senyuman terindah sepanjang hidupnya...andai aku tahu kapan air mata terakhirnya dijatuhkan.. Akan kujadikan itu sebagai air mata bukti kebahagiaan JASA SEORANG IBU Ibu ………… Kau merintihkan tangis di saat melahirkan ku Kau kuat merasakan sakit demi kehadiranku di dunia ini Pengorbananmu begitu besar Namun entah bagaimana membalasnya Kau rela memberikan waktu dan semua yang kau miliki Namun …………… Seringku menyakiti dan melukai hatimu Sering aku bantah dirimu Tapi sabar dan tabah selalu menyertai hatimu,ma’afkan diriku ibu ……. Rasa rindu di hatiku begitu dalam karena jauh darimu ….. Jasamu …… Sungguh semua jasamu begitu mulia Ku sangat mencintaimu ibu …… Dan begitu malunya diriku ….yang tak bisa membalas semua kasih sayang dan jasa –jasamu penerang ….. Kaulah pelita hidupku yang gelap,kau juga yang menghilangkan rasa gelisahku Kau jadikan rasa gelisahku menjadi rasa yang tentram Kau buat rasa sedihku jadi bahagia Di kala kau sakit kau berkata baik,di kala ku sedih kau katakan bahagia Dan di sa’at kau lelah kau berkata semangat,kau katakana itu semua hanya karna diriku Do’aku ….. Dalam pengabdianku padamu …. Ku sertakan do’a untukmu ….. Semoga kau di sana tetap dalam lindugan alloh …. Dan semoga ku tetap besamamu di dunia hingga di surga nanti IBU Oleh Siti fahrotul amanah Di setiap baris dan ba’it Ku tuliskan kata yang mewakili asa untuk yang tercinta Yang namanya selalu ada dalam dada Dialah ibu …. Sosok yang paling berjasa dalam hidupku Yng tak pernah lelah Untuk memperjuangkan kebahagiaanku Kau tak pernah lelah Menasehatiku karena kenakalan dan tingkah laku ku Setiap sa’at aku selalu mengingatmu dan merindukanmu Ibu …… Aku rindu masa – masa sa’at kita bersama Meskipun sa’at ini engkau jauh dariku Do’aku tercatat selamanya Di langit untukmu IBU PAHLAWAN HIDUPKU Oleh Athiyatul mukaromah Oh ….ibu ….. Ibu engkaulah wanita pelita hatiku Engkau yang telah melahirkan dan membesarkanku Engkau yang telah mengasuhku dengan sabar Ibu ……. Betapa sabarnya engkau merawatku Betapa besar pengorbananmu di sa’at melahirkanku Sesakit apapun dirimu , tetap kau tahankan demi anakmu Tanpamu entah bagaimana hidupku Karena engkau yang telah merawat dan membesarkanku Jasa – jasamu begitu besar tapi aku tak mampu membalasmu Ma’afkan aku ibu Ma’afkan aku yang belum bisa membahagiakanmu Terima kasih ibu Engkau telah merawatkuPEREMPUAN TERHEBAT Oleh Dewi Fatimah Sungguh besar jasamu Sungguh besar pengorbananmu Betapa aku menyayangimu ibu Ibu kaulah pahlawanku Kau selalu menghiasi hari – hariku Entah apa yang bisa ku lakukan tanpamu Kau rela membagi jiwa ragamu untuk anakmu Bahkan kau rela mempertaruhkan nyawamu Demi mengeluarkanku dari rahimmu Kau membesarkanku dengan kasih sayang Aku ingin selalu bersamamu Aku tak ingin kehilanganmu Terima kasih ibu atas apa yang telah kau berikan Kau yang telah menjagaku selama ini Terkadang aku sering membangkang Tidak menuruti nasehatmu ibu Ma’afkan anakmu Ma’afkan aku yang belum bisa membahagiakan serta membalas jasa – jasamu Hanya do’a yang bisa aku berikan Semoga aku bisa membahagiakanmu Sebelum aku atau ibu IMAJINASI NURUL IHSAN sehinggabisa lewat di jalan orang yang aman jadikan aku golongan penyair yang beruntung dan makmurkan bersama majlis orang yang untung. 2022. DOA MINGGU. dengan namaMu aku tak berharap kecuali karuniaMu aku tak takut kecuali keadilanMu aku tak percaya kecuali firmanMu aku tak pegang kecuali taliMu semoga hari esok kebaikan bersamaku aamiin. 2022. Ilustrasi santri pondok pesantren. ©2021 - Hari Santri Nasional tahun ini jatuh pada tanggal 22 Oktober. Hari Santri Nasional menjadi momen yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk memberi ruang serta apresiasi mendalam atas peran para santri dalam menjaga keutuhan Ibu Pertiwi. Sesuai dengan Surat Edaran SE Nomor 13 Tahun 2022 tentang Panduan Peringatan Hari Santri Nasional, pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk merayakannya dengan cara serta kemampuan masing-masing. Artinya, Hari Santri Nasional dapat dilakukan dengan cara apa pun sepanjang membawa manfaat bagi banyak orang. Salah satu cara memberi apresiasi mendalam saat Hari Santri Nasional adalah dengan membaca puisi Hari Santri Nasional. Tak hanya membaca, Anda juga meramaikan akun media sosial Anda dengan beragam puisi Hari Santri Nasional tersebut. Sebarkan semangat positif untuk selalu menghargai dan memberi ruang bagi para santri agar terus menimba ilmu agama dengan baik. Melansir dari berbagai sumber, Jumat 21/10/22, berikut ulasan selengkapnya untuk Anda. 2 dari 6 halaman Puisi Hari Santri Nasional 1 ©2022 Basuki Pejuang Berpeci Kala tentara berseragamTak lagi mampu berjuangPasukan bersarung, pejuang berpeciMaju merapatkan barisan Menghadang, menghalau penjajahTurut berjuang demi Indonesia merdekaWalau merelakan nyawaSebagai taruhannya Sungguh kuasa IlahiMeski tanpa senjata berapiDenga bambu runcingnyaMereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan Pejuang berpeci22 Oktober menjadi saksiAtas keberhasilan santriDan merdekanya negeri 3 dari 6 halaman Puisi Hari Santri Nasional 2 ©2022 Basuki Santri Siaga Jiwa Raga Jadilah santri yang siagaYaitu mereka yang siap berjihad di jalan-NyaSantri yang peduli dengan keluargaSantri yang mau membela negara Jadilah santri yang siagaYang berjuangnya tidak setengah rayaYang upayanya murni setulus jiwaEnggan mengeluh, apalagi murung dalam duka Santri siaga jiwa dan ragaKuat dalam Islam, iman dan akhlak muliaBerjuang bersama menuju takwaPeduli akhirat namun tidak melupakan dunia Jadilah santri siaga jiwa ragaDoakan yang terbaik sepenuh hati setulus jiwaBukan hanya untuk diri, keluarga dan agamaTapi juga untuk Indonesia maju menuju jaya 4 dari 6 halaman Puisi Hari Santri Nasional 3 ©2022 Basuki Aku Bangga Menjadi Santri Aku bangga menjadi santriJauh dari keluarga tak menjadikanku sepiAku bahagia belajar dan mengajiAku ceria bershalawat kepada nabi Aku bangga menjadi santriMenuntut ilmu menggapai rida IlahiKeterbatasan bukan alasanku untuk bermurung diriKarena ada harapan kedua orang tua yang tertancap di sanubari Aku bangga menjadi santrikarena santri juga harapan negeriTidak sekadar jihad tidak juga resolusiTapi bersatu wujudkan impian Bumi Pertiwi Santri berusaha setiap hariMencuci baju, setrika, bahkan masak sendiriMereka sejak kecil diajar mandiriUntuk bekal berdakwah dan bersafari Doakanlah yang terbaik untuk santriKarena mereka adalah harapan nusantaraJadikan sabar dan salat sebagai bekal diriLalu siapkan tenaga untuk mengabdi kepada negara 5 dari 6 halaman Puisi Hari Santri Nasional 4 ©2022 Basuki Santri Sejati Ku kuatkan tekadKu bersihkan niatAgar selamat dunia akhirat Ku buka kitabkuKuayunkan penakuKu dengarkan ustazku Kulantunkan kalam IlahiKurenungi syarat dan artiKugenggam erat sepenuh hati Ayah ibuKuatkanlah diriRelakan perpisahan sementara iniDemi cita-cita sejati Kelak akan aku buktikanKau akan bangga memilikikuKarna telah mengirim jauh darimuUntuk menjadi ladang pahalamu 6 dari 6 halaman Puisi Hari Santri Nasional 5 ©2022 Basuki Anak Pesantren Berkarya Jangan kau kira anak pesantren tak punya karyaSungguh mereka benar-benar dalam berupayaTidak hanya mengaji, beribadah, dan berdoaTapi juga berusaha menggapai cita-cita negara Dua puluh dua Oktober pengakuan itu tibaKarena santri akan berperan mewujudkan Indonesia emasJauh dari orang tua dan keluarga tidak sedikit pun mendatangkan ibaKarena kisah duka Bumi Pertiwi akan membuat kita lemas Anak pesantren punya banyak karyaTidak hanya nasional tapi juga menduniaMenegakkan resolusi jihad adalah yang utamaJuga tak pernah lelah berkontribusi untuk negara Anak pesantren punya karyaJangan kau pandang mereka sebelah mataAnak pesantren punya karyaApresiasilah mereka selagi kau bisa [mta]
Kamilahpara santri. Pejuang ilmu, pejuang masa depan. Kami rapatkan diri ini pada ilahi. Berharap kelak diridhoi. Cita dan asa kami jelas. Tuk orang tua, tuk agama. Tuk bela kebenaran. Melepas belenggu kebodohan. Kami ingin meneruskan jejak para wali, para khalifah . Menjadi penerus Nabi #4 Pondok Santri. Sarung dan kupluk, sederhana tapi membangga

Apakah Anda mencari gambar tentang Puisi Santri Untuk Orang Tua? Terdapat 44 Koleksi Gambar berkaitan dengan Puisi Santri Untuk Orang Tua, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi.

Puisisantri untuk kyai dengan berbagai topik ini mungkin Anda butuhkan untuk membantu mengekspresikan perasaan Anda kepada guru tercinta. Akulah orang yang faqir dalam ilmu. Akulah orang yang lemah dalam iman. Jika nampak pada diriku suatu kebaikan. Itu semua atas didikan dan bimbinganmu.
JANJI SUCI By _Ahmozy Kebumen_ Ibu, Ayah..., Bu Nyai, Pak Kiai..., bukalah pintu yang kami ketuk, namun kami mohon, tidak harus dengan air matamu..., derap langkah ltu, tegap menatap, kian menggebu, menjerit susuri relung kalbu, menjelma pantang mundur, inilah gelombang ketegaran, yang harus menerjang, karang karang keangkuhan, menjinakan rasa-rasa malas memilukan, menderu tak terbatas waktu, inilah janji suci anakmu, santrimu..., yang mengharapkan pintu ridhamu terbuka, Ini tekad bulat bu, pak, bunyai, pakkiai..., Semakin hari kian mengkristals, membeku kuat, bak beton jalanan yang tak pernah mengeluh, tepikan sesal, melaju tak kenal henti, menggilas tegas duri duri tirani, yang membelukar di jantung hati manusiawi, yang wajar menghantui, pekik aku pasti bisa itu, kian menggema di dada, menjelma bara juang, membakar padang, ilalang jiwa jiwa pecundang, lautan pun diarungi, setinggi langit pun didaki, sepahit apapun, ini tetap janji suci, panji-panji janji itu, kokoh berdiri dan abadi, di bukit bukit pengabdian diri, tegar berkibar menebar ikrar, tak pernah gentar, menghadang jiwa jiwa ingkar, untukmu orang tua kami, untukmu guru-guru kami, beri aku sedikit waktu, untuk menyemai damai, di taman surga, pesantren tercinta ini, sebagai bukti bhakti, kami mengharapkan terbuka, pintu Ridha yang menghantarkan janji suci ini, menuai Ridha Rabbbnya.
e3Q14o.
  • 28obp3rcvw.pages.dev/42
  • 28obp3rcvw.pages.dev/254
  • 28obp3rcvw.pages.dev/411
  • 28obp3rcvw.pages.dev/116
  • 28obp3rcvw.pages.dev/65
  • 28obp3rcvw.pages.dev/51
  • 28obp3rcvw.pages.dev/346
  • 28obp3rcvw.pages.dev/169
  • puisi santri untuk orang tua